Agum Gumelar: Peningkatan Disiplin Protokol Kesehatan Kunci Memutus Penyebaran Covid-19

Agum mengatakan pandemi Covid 19 adalah bencana kemanusiaan yang melanda dunia termasuk Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2020, 14:57 WIB
Diterbitkan 13 Des 2020, 09:39 WIB
20161012-Kisruh Lokasi Kongres, Ketua Komite Pemilihan PSSI Angkat Bicara-Jakarta
Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL- Lemhannas ) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar meminta seluruh alumni Lemhannas lebih peduli kepada keselamatan dan kesehatan segenap warga bangsa untuk menaati dan melaksanakan secara disiplin protokol kesehatan 3 M.

Hal itu disampaikan Agum Gumelar dalam Webinar Nasional mengangkat tema, Pandemi Covid-19 dan Ancaman Ketahanan Nasional : "Solusi Komprehensit Melindungi Segenap Bangsa Indonesia" di Jakarta, Kamis 10 Desember 2020 lalu.

"Saya meminta seluruh alumni Lemhannas dimana pun berada, agar senantiasa peduli dan memberi kontribusi positif kepada bangsa dan negara. IKAL- Lemhannas tidak boleh apatis tetapi harus aktif, responsif, dan kontributif memberi masukan positif berikut solusi terbaik kepada Presiden di tingkat pusat dan para Kepala Daerah di Provinsi, Kabupaten dan Kota di masa Pandemi Covid-19 ini," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (13/12/2020).

Webinar mengundang narasumber utama yakni Menteri Kesehatan Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, SP.Rad, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Sekretaris Eksekutif Satgas Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Raden Pardede dan Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof.Dr. Siti Zuhro MA.

Agum mengatakan pandemi Covid 19 adalah bencana kemanusiaan yang melanda dunia termasuk Indonesia. Sejak 2 Maret 2020 masuk ke Indonesia, covid-19 sampai sekarang menjadi musibah dan belum berakhir. Bahkan ahli pun tidak mengetahui kapan virus mematikan bisa berakhir.

"Di penghujung tahun 2020, beberapa daerah justru terdapat kecenderungan bertambahnya jumlah penduduk terpapar akibat ketidakdisiplinan masyarakat mematuhi PSBB secara utuh. Ini adalah fakta yang harus dipecahkan bersama-sama Alumni Lemhannas," ucap mantan Menhub ini.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, kata Agum, sangat relevan dengan tujuan berbangsa dan bernegara dengan dibutuhkannya kembali penguatan sistem sosial budaya yang menjadi modal bangsa, lebih dibumikan sehingga bisa menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi bencana kesehatan ini.

"Seperti dengan meningkatkan solidaritas dan rasa gotong royong dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dan peningkatan disiplin dengan pendekatan komunal karenanya menjadi kunci untuk memutus penyebaran virus SARS Cov2," jelas Mantan Ketum KONI Pusat ini.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Apresiasi Pemerintah

Agum merespons positif dan memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah yang berhasil cepat mendatangkan vaksin Sinovac buatan Tiongkok untuk segera digunakan untuk menerangi Covid-19. Yang juga penting untuk dilakukan pemerintah dan harus didukung alumni Lemhannas adalah bagaimana mengawal keamanan, efektivitas, dan mutu vaksin serta aspek kehalalannya sehingga ketika sudah disuntikkan ke masyarakat tidak terjadi polemik.

"Selain itu apabila kita mampu memproduksi vaksin sendiri, itu akan sangat baik sehingga tidak harus tergantung kepada negara lain sehingga biaya yang begitu besar bisa dikurangi atau dihemat. Menjadi bagian penting untuk memperkuat diplomasi luar negeri. Bahkan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam hal penghematan anggaran dan mendatangkan devisa (ekspor)," jelas Agum.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan dalam melihat persoalan Covid-19 harus dilihat dari dari semua sudut atau perspektif yang luas. "Sebagai antigen atau virus (lawan) yang tidak terlihat maka diperlukan perangkat untuk dapat menangkap keberadaannya dan memantau pergerakannya," ujarnya.

Dalam hal ini, penemuan kasus (test atau case finding) dan tracing adalah perangkatnya. Ini bisa diketahui melalui kegiatan di pelayanan kesehatan dan surveilance. Dari sudut pertahanan mengantisipasi serangan, kata Terawan, harus dilakukan peningkatan imunitas dan disiplin protokol kesehatan (3M) yang ketat dalam setiap aktivitas dengan adaptasi kebiasaan baru.

"Apabila pertahanan ditembus, mencegah jangan sampai terjadi kerusakan yang lebih besar. Yang sakit ringan dicegah jangan sampai berat, yang berat jangan sampai meninggal. Jadi diperlukan treatment yang tepat," jelas mantan Dirut RSAD Gatsu ini.

Dia menambahkan, di sisi yang lain beredarnya hoaks, perilaku tidak taat aturan, dan egoisme menjadikan bertambahnya ancaman tersebut. Pandemi yang berlangsung lama akan makin merusak semua segi kehidupan di masyarakat dan melemahkan ketahanan nasional.

"Seberapa kuat ketahanan kita di bidang kesehatan dalam menahan invasi virus ini? Melihat jumlah tenaga kesehatan yang memenuhi syarat (usia dan komorbid), fasilitas kesehatan dari bawah sampai rujukan, laboratorium penunjang). Begitu juga dengan ketahanan ekonomi kita. Ancaman terhadap stabilitas sistem keuangan, kepercayaan investor sampai kondisi perekonomian rakyat keseluruhan terkait lapangan kerja dan penurunan konsumsi rumah tangga," tuturnya.

Sementara itu Sekretaris Eksekutif Satgas Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Raden Pardede menegaskan prioritas anggaran untuk kesehatan dan pemulihan ekonomi masyarakat menjadi sangat penting.

"Stimulus pemerintah dalam cakupan ekonomi, bansos dan UU Cipta Kerja menjadi portofolio ikut menopang perbaikan keadaan masyarakat saat digempur Pandemi Covid-19," ungkap Raden Pardede.

 


Keselarasan Kebijakan Publik

Terkait dengan birokrasi penanganan pandemi, Peneliti senior LIPI Prof. Siti Zuhro mengingatkan perlunya kebersamaan dan keselarasan kebijakan publik antara pusat dan daerah serta sinergisitas antarkementerian dan lembaga.

"Dibutuhkan juga penguatan urusan pemerintahan umum. Praktek desentralisasi dalam otonomi daerah yang mengesampingkan kepentingan politik itu yang menjadi penentu solusi mutakhir melindungi segenap bangsa Indonesia serangan pandemi yang tak berkesudahan dan mengancam ketahanan nasional kita," jelas Wiwik, sapaan akrabnya.

Sedangkan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo mengaku tak akan lelah meminta, mengimbau, mengajak, dan mempraktikkan beradaptasi dalam kehidupan baru dengan selalu mentaati prokes 3 M karena disadari dengan adanya pergeseran sosial budaya di tengah pandemi namun tanpa mengabaikan nilai-nilai baik yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat yakni semangat solidaritas dan kegotongroyongan. Meski, kata dia, yang dirasakan juga masih ada titik kerawanan-kerawanan di bidang politik dan ideologi.

Doni menyebutkan ada yang tampak dari penurunan skor index ketahanan nasional. Pada sistem sosial budaya yang di dalamnya mengandung unsur penting seperti gagasan, nilai dan norma yang ada pada masyarakat.

"Maka langkah Presiden Jokowi agar Indonesia mampu memproduksi sendiri vaksin menjadi jawaban agar ketergantungan dengan negara lain bisa dikurangi," kata Doni Monardo.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya