Liputan6.com, Jakarta - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan, status Gunung Merapi masih berada di Siaga atau level tiga. Status ini pun belum berubah sejak terjadi aktivitas peningkatan pada 5 November 2020.
"Dengan adanya rentetan kejadian awan panas ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di tingkat Siaga (Level III) sejak 5 November 2020," uajr Hanik melalui keterangan tertulis, Kamis (28/1/2021).
Karena status tersebut, lanjut Hanik, potensi bahaya terjadi berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Advertisement
Sementara itu, kata dia, lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif, tercatat mampu menjangkau radius 3 kilometer dari titik puncak.
"BPPTKG meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, juga mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," papar Hanik.
Hanik mengatakan, BPPTKG juga telah merekomendasi agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III untuk dihentikan.
"Pun terhadap pelaku wisata, direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak," tandas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
45 Gempa Guguran hingga Pukul 06.00 Hari Ini
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida merilis perkembangan teranyar dari aktivitas Gunung Merapi.
Menurut data pada Kamis (28/1/2021) pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, belum terjadi rentetan kejadian awan.
"Belum tercatat rentetan awan panas, namun sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB hari ini telah terjadi gempa guguran sebanyak 45 kali, embusan 3 kali, dan fase banyak 4 kali, sementara untuk guguran lava pijar pada periode ini tidak ada," tulis dia dalam keterangan persnya.
Hanik melanjutkan, dalam 24 jam terakhir, aktivitas vulkanik Gunung Merapi cukup fluktuatif. Tercatat 52 kali menyemburkan awan panas dengan jarak luncur awan panas yang semakin jauh.
"Jarak luncur awan panas terjauh mencapai 3 kilometer dari puncak. Amplitudo maksimal dari 52 kali semburan tercatat sebesar 77 milimeter, dengan durasi 317.80 detik," jelas dia.
Dia menambahkan, jarak luncur awan panas Gunung Merapi tersebut, teramati arahnya barat daya yakni ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
"Tinggi kolom (luncuran) teramati tersapu angin kencang dari barat ke timur rata puncak," tandas Hanik.
Advertisement