Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar bersama Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi serta Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, menggelar kegiatan silaturahmi kebangsaan dengan pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FPKT) dan Mitra Deradikalisasi Provinsi Aceh pada Rabu, 24 Februari 2021 di Banda Aceh, Aceh.
"Acara ini merupakan penguatan program deradikalisasi BNPT baik terhadap mitra deradikalisasi maupun mitra BNPT yang telah kembali ke masyarakat," ujar Boy Rafli dalam sambutannya yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Kamis (25/2/2021).
Dia menjelaskan, tujuan dari acara tersebut adalah mendengar pengalaman, masukan, serta keluh kesah dari pengurus FKPT dan melihat seberapa efektif program kegiatanderadikalisasi berjalan
Advertisement
"Kegiatan ini guna menyerap informasi terkait dinamika dalam masyarakat terutama dalam hal mengantisipasi agar potensi radikal intoleran dan yang mengarah pada kejahatan terorisme bisa tidak ada lagi," papar Boy Rafli.
Sementara itu, Ketua FKPT Provinsi Aceh Kamaruzaman Bustaman Ahmad mengatakan, lokasinya masuk ke dalam kategori sedang menuju tinggi perihal intoleransi berdasarkan penelitian yang dilakukan FKPT Provinsi Aceh.
"Ada 4 hal yang mempengaruhi kategori tesebut yakni penyebaran berita hoaks, pemanfaatan kebijakan Syariat Islam Aceh sebagai pintu masuk kelompok garis keras, isu politik yang disambungkan dengan isu agama, dan masalah regional terutama di negara-negara Asia Tenggara," kata Kamaruzaman.
Selain pengurus FKPT, Mitra Deradikalisasi juga turut memberikan pertanyaan seputar program deradikalisasi, akses untuk melanjutkan pendidikan, hingga menceritakan pengalamannya tentang social punishment yang masih ia terima hingga saat ini.
Guna merespons setiap masukan dan pengalaman yang dibagikan pengurus FKPT dan Mitra Deradikalisasi, Boy Rafli lantas mengapresiasi setiap usaha yang dilakukan pengurus FKPT Provinsi Aceh dalam mendukung upaya penanggulangan terorisme yang dilakukan BNPT.
Mantan Kadiv Humas Polri ini juga menegaskan terkait peran media sosial yang luar biasa dalam upaya pencegahan preventif.
"Literasi digital bagi masyarakat agar menggunakan media sosial dengan bermartabat. Menjadikan nilai-nilai hukum dan nilai etika sebagai dasar menggunakan media sosial”, kata Boy Rafli.
Selain itu, dia juga mengingatkan pentingnya dialog dengan mahasiswa guna mencegah terpaparnya mahasiswa dari pahamradikalisme.
"Pemahaman kebangsaan dirasa sangat dibutuhkan mahasiswa agar memiliki pemahaman yang sama tentang Pancasila," tegas dia.
Boy menyebut, perbedaan yang berpotensi melahirkan kondisi ketidaknyamanan, dapat diubah menjadi kondusif dengan diskusi dan dialog.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ingatkan BNPT dan Masyarakat Harus Kerja Sama
Kemudian, Boy Rafli mengatakan, radikal intoleran tidak sejalan dengan nilai-nilai bangsa dan nilai-nilai Pancasila.
Dia menyebut, ideologi kekerasan dalam propagandanya sering menggunakan teks agama guna mempengaruhi pendengar.
"Itulah alasan mengapa BNPT dan masyarakat harus selalu memiliki kerja sama yang baik agar potensi kekerasan dan propaganda jaringan teroris tidak semakin membesar," kata Boy Rafli.
Oleh karena itu, dia pun menilai pentingnya menjalin kerja sama antara BNPT dengan masyarakat, salah satunya FPKT.
"Dukungan FPKT dan Mitra Deradikalisasi diharapkan dapat membantu BNPT dalam mencegah keterpaparan masyarakat akan paham radikal," jelas Boy Rafli.
Dia pun berharap, FPKT di semua daerah dapat menjalin semangat kerja sama, semangat toleransi, dan semangat persaudaraan guna mendukung terciptanya Indonesia yang aman dan damai.
Advertisement