Polisi Dorong TPL dan Masyarakat Tempuh Solusi Damai untuk Hindari Provokator

Semua pihak diminta menjaga kondusivitas wilayah Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Toba.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2021, 10:17 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2021, 10:16 WIB
Danau Toba
Foto udara yang diambil 4 April 2019 ini menunjukkan Danau Toba dari kawasan Sigapitan, Sumatera Utara. Danau terbesar di Asia Tenggara yang dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara tersebut luasnya hampir dua kali ukuran Negara Singapura. (GOH CHAI HIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) dan masyarakat Desa Natumingka didorong untuk menempuh cara damai dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapai. Semua pihak harus menjaga kondusivitas wilayah Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Toba.

Hal itu disampaikan Kapolres Toba AKBP Akala Fikta Jaya melalui Kasubbag Humas Polres Toba Iptu B. Samosir.

“Kami berharap kedua belah pihak dapat menahan diri dari permasalahan yang ada, agar tidak terjadi lagi bentrokan dan sebaiknya mencari kesepakatan untuk solusi yang terbaik. Tentunya tetap dengan mematuhi aturan hukum,” tegas Bungaran Samosir kepada media, Sabtu 22 Mei 2021.

Iptu B Samosir juga meminta agar kedua belah pihak dapat menahan diri, dan tidak terpancing emosi agar tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau provokator.

Menurutnya, aksi-aksi kekerasan fisik dapat merugikan kedua belah pihak. Selain itu, juga bisa mengganggu kenyamanan masyarakat dan dunia usaha di Kabupaten Toba.

“Mari kita isi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan dunia usaha yang membutuhkan masyarakat sebagai pekerjanya, begitu pula sebaliknya masyarakat juga butuh dunia usaha dan investasi untuk perkembangan ekonomi daerah yang kita cintai,” harap Iptu B. Samosir.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bentrokan

Sebelumnya Masyarakat dan karyawan PT Toba Pulp Lestari (TPL) terlibat bentrok terkait lahan di Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Selasa 18 Mei 2021 lalu.

Bentrokan itu dipicu rencana pihak PT TPL yang ingin menanam eukaliptus di atas tanah adat masyarakat Natumingka.

Akibat bentrokan itu, puluhan masyarakat setempat mengalami luka-luka. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya