Liputan6.com, Jakarta Sejumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Tanah Air, pastinya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat di daerahnya. Salah salah satunya adalah BUMDes Salamrejo yang membawa produk olahan jagung agar go internasional.
Pengurus BUMDes Salamrejo, Sutini mengungkapkan, produk olahan jagung ini merupakan salah satu industri yang berkembang di wilayahnya. Oleh karena itu, BUMDes mencoba untuk memasarkan produknya hingga ke luar negeri.
Baca Juga
Dari inovasi itulah, BUMDes Salamrejo berhasil masuk ke deretan 10 Desa BRILian dari BRI.
Advertisement
"BUMDes kami ada olahan jagung dan kami berharap ke depan bisa go internasional. Kami berharap BRI ikut mendampingi pemasaran ini," jelas Sutini.
Tak hanya olahan jagung saja, BUMDes Salamrejo juga memiliki sentra kuliner berbasis nontunai, untuk membangkitkan ekonomi masyarakat Desa Salamrejo yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Sutini juga mengatakan bahwa desa juga memiliki inovasi lainnya, yaitu Pasar Senja dan menghadirkan lahan kuliner di Pasar Sentolo Baru.
"Di masa pandemi ini banyak warga yang di PHK dan dirumahkan. Di sore hari, kuliner dibuka dan disitulah untuk menampung warga kami yang terdampak pandemi. Kami juga melakukan pembayaran pakai QR Code, jadi tidak bersentuhan," jelas Sutini lagi.
Dengan adanya inovasi ini, Sutini mengaku bersyukur bahwa inovasi yang dijalankan berhasil membuat BUMDes Salamrejo masuk 10 Desa BRILian. Ke depan, Sutini berharap bisa terus berkolaborasi dengan BRI, termasuk upaya membawa produk olahan jagung go internasional.
"Sebenarnya kami juga ada inovasi dari serat alam. BRI sudah melakukan berbagai pendampingan seperti pembuatan QRIS, kehadiran agen BRILink. Saya berharap bisa terus bersama-sama memasarkan produk dari BUMDes ini karena masyarakat terbantu," terangnya.
BRI Siap Dampingi BUMDes Salamrejo
Pendamping BRI untuk BUMDes Salamrejo, Miyata mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus mendampingi BUMDes Salamrejo. Bahkan beberapa program pun telah disiapkan. Mulai dari pelatihan, pendampingan pengelolaan keuangan, hingga proses pemasaran.
Miyata mengatakan bahwa terkait pelatihan, untuk proses atau teknisnya. Lalu terkait ekspor, BRI akan melakukan pendampingan yang dilakukan tanpa pihak ketiga.
"Jadi kebetulan BUMDes Salamrejo ada beberapa usaha dan kami melakukan pendampingan, seperti di Pasar Senja, di sana ada sentra kuliner. Lalu kami pasang BRILink dan jalan. Lalu ada kerajinan serat alam. Itu juga kami buat klaster serat alam. Kami akan terus melakukan pendampingan,"jelas Miyata.
Untuk diketahui, BUMDes Salamrejo berhasil menjadi Desa BRIlian tahap pertama. Program Desa BRIlian merupakan salah satu upaya BRI untuk mendorong inovasi berkelanjutan bagi desa dan BUMDes.
Ada empat aspek tama dalam penilaian di program Desa BRIlian. Mulai dari BUMDes aktif sebagai penggerak ekonomi desa, digitalisasi yang terimplementasi di desa yang menggunakan produk BRI (BRILink, Web Pasar, Stroberi).
Juga aspek inovasi sebagai desa kreatif yang memecahkan masalah kemasyarakatan dan sosial desa. Terakhir adalah sustainability sebagai desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui sektor usaha unggulan desanya.
Sebagai informasi, pada September 2020, BRI melakukan seleksi terhadap 531 desa usulan dan memilih 125 desa dari berbagai daerah di Indonesia dan tahun ini jumlah desa usulan ditingkatkan. Peningkatan program ini dilakukan karena melihat tingginya antusias masyarakat di desa untuk lebih berkembang dan mengikuti pelatihan yang diadakan BRI.
(*)
Advertisement