Liputan6.com, Jakarta Sesditjen Bina Adwil Kemendagri, Indra Gunawan, mengatakan, pihaknya terus mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam tugasnya mengelola keuangan negara dan kinerja organisasi.
Adapun hal ini disampaikannya dalam acara penandatanganan perjanjian kerjasama interkoneksi Data dan Realisasi Anggaran Monsakti, Om span dan E-Monev Ditjen Adwil bersama Ditjen Perbendaharaan di Jakarta.
Baca Juga
"Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Pak Menteri pada waktu lalu terkait anggaran dan kinerja, beliau sering mengatakan bahwasanya kegiatan yang kita kerjakan jangan selalu kegiatan yang rutin. Harus ada terobosan," kata Indra dalam keterangannya Kamis 26 Agustus 2021.
Advertisement
Dia mengatakan, penggunaan elektronifikasi di lembaganya dirasa perlu guna meningkatkan kinerja tata kelola yang lebih baik (good governance), serta dengan akuntabilitas dan transparansi.
Bahkan pihaknya terus melakukan perbaikan untuk bisa mempertanggung jawabkan keuangan negara dan kinerja organisasi, tetapi tidak dengan cara yang monoton.
Hal ini sebagaimana perintah Mendagri Tito Karnavian untuk yang kerap mendorong jajarannya melakukan inovasi yang out of the box.
"Dahulu, kalau mau cari berkas laporan, saya harus ke kantor dan bongkar bongkar lemari. Sekarang, kinerja kita harus lebih baik," kata Indra.
Terlebih di masa pandemi, dengan adanya aturan protokol kesehatan dan kebijakan Work From Home (WFH) untuk menghindari penyebaran virus Covid-19. Maka dukungan tata kelola secara digital itu, menjadi tool yang tepat untuk tetap produktif.
"Saya merasa senang bisa mengundang tim dari Kemenkeu. Yah, untuk membuat embrio yang baik, kita harus berhubungan dengan orang-orang baik," kata Indra.
Â
Keamanan yang Baik
Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Saiful Islam, mengatakan pihaknya saat ini sedang mengelola beberapa core system treasury untuk BUN (SPAN) maupun untuk pengguna Anggaran (ESPM/SAKTI) dengan mengadopsi konsep Integrated Financial Management Information Systems (IFMIS), dalam pengelolaan keuangan yang meliputi tahapan perencanaan hingga pertanggungjawaban anggaran.
Penerapan konsep IFMIS itu, kata Saiful, mengedepankan prinsip integrasi, interconnectivity dan database yang terpusat. Sehingga, jumlah aplikasi keuangan yang selama ini digunakan dapat dikurangi.
Sedangkan database terpusat akan memiliki keunggulan dari sisi kecepatan perolehan data, akurasi dan konsistensi data yang bermuara pada laporan keuangan yang lebih akuntabel.
Ia berharap agar kerjasama atau inisiatif interkoneksi data dengan Ditjen Bina Adwil Kemendagri ini dapat dilanjutkan dengan interkoneksi data hingga ke tingkat Kementerian. Mengingat SAKTI akan digunakan oleh satker Kemendagri secara full modul mulai tahun 2022.
"Ke depan, mengingat permintaan interkoneksi data dari K/L semakin tinggi, kami akan membuat standard API yang akan menjadi acuan dasar interkoneksi data yang dapat digunakan K/L agar kami dapat lebih mudah memastikan terjaganya performa API," kata dia.
Advertisement