Liputan6.com, Jakarta Badan Intelijen Negara (BIN) tengah mendalami kabar soal sistemnya telah disusupi kelompok peretas China, Mustang Panda. Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait akan informasi tentang disusupinya sistem dari 10 kementerian/lembaga, termasuk BIN oleh Mustang Panda.
Kendati begitu, Wawan memastikan saat ini sistem BIN dalam keadaan aman dari serangan peretas.
Baca Juga
"BIN saat ini terus mendalami dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebenaran informasi peretasan server BIN maupun K/L lainnya. Namun demikian, hingga saat ini server BIN masih dalam kondisi aman terkendali dan tidak terjadi hack sebagaimana isu yang beredar bahwa server BIN diretas hacker asal China," ujar Wawan.
Advertisement
Dia mengatakan, pihaknya selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem yang berjalan termasuk server. Hal itu guna memastikan bahwa server tersebut tetap berfungsi sebagaimana mestinya.Â
"Serangan siber terhadap BIN adalah hal yang wajar, mengingat BIN terus bekerja untuk menjaga kedaulatan NKRI dan mengamankan kepentingan nasional rakyat Indonesia," ujar Wawan.Â
Â
Minta Jangan Mudah Percaya
Menurut Wawan, BIN bekerja sama dengan BSSN, Kominfo serta lembaga pemerintah lainnya untuk memastikan jaringan BIN aman dan bebas dari peretasan.
"Masyarakat diharapkan untuk tidak mudah mempercayai informasi yang berkembang dan tetap melakukan check, recheck, dan crosscheck atas informasi yang ada di masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat sebelumnya juga muncul isu hoaks kebocoran data eHAC," pungkasnya.
Sebelumnya, The Record berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman siber milik Recorded Future menyatakan bahwa grup hacke Mustang Panda adalah kelompok hacker dengan aksi spionase siber di Asia Tenggara. Insikt menemukan bahwa pada bulan April 2021, ada malware PlugX dari Mustang Panda di dalam jaringan Pemerintah Indonesia.
Â
Â
Advertisement