Hacker Gasak Rp 26,9 Triliun dari Kripto pada Kuartal I 2025, Bybit Paling Terdampak

Bybit jadi korban terbesar dalam gelombang serangan peretasan, kehilangan dana hingga USD 1,46 miliar atau sekitar 92% dari total kerugian.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 04 Apr 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2025, 06:00 WIB
Hacker Gasak Rp 26,9 Triliun dari Kripto pada Kuartal I 2025, Bybit Paling Terdampak
Sepanjang kuartal pertama 2025, industri kripto mengalami lonjakan peretasan yang luar biasa. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang kuartal pertama 2025, industri kripto mengalami lonjakan peretasan yang luar biasa. Berdasarkan laporan dari PeckShield dan Immunefi, total aset digital yang dicuri mencapai USD 1,63 miliar atau setara Rp 26,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.560 per dolar AS). 

Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (3/4/2025), jumlah ini meningkat hingga 131% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, di mana kerugian tercatat sebesar USD 706 juta.

Bybit menjadi korban terbesar dalam gelombang serangan ini, kehilangan dana hingga USD 1,46 miliar atau sekitar 92% dari total kerugian. Selain itu, bursa kripto Phemex juga mengalami peretasan besar dengan kehilangan USD 69,1 juta. 

Secara keseluruhan, bursa terpusat (CEX) menjadi target utama, menyumbang 94% dari total dana yang dicuri. Hal ini berbeda dari tren sebelumnya yang lebih banyak menyasar platform keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Februari: Bulan Terburuk bagi Kripto

Bulan Februari menjadi periode paling suram bagi industri kripto, dengan total kerugian mencapai USD 1,53 miliar. Sebagian besar kerugian ini berasal dari peretasan Bybit. Selain itu, beberapa serangan lainnya turut memperburuk keadaan, seperti eksploitasi sebesar USD 50 juta di Infini, USD 9,5 juta pada zkLend, dan USD 8,5 juta di Ionic.

Di sisi lain, Januari mencatat kerugian yang jauh lebih rendah, yaitu sebesar USD 87 juta, sebelum melonjak drastis pada bulan berikutnya.

Maret: Jumlah Serangan Masih Tinggi, Kerugian Menurun

Pada Maret, terdapat 20 insiden peretasan, tetapi total kerugian mengalami penurunan signifikan hingga 97% dibandingkan Februari. Total aset yang dicuri pada bulan ini mencapai USD 33,46 juta. Serangan terbesar dalam bulan ini terjadi pada 25 Maret, ketika peretas menguras 6.260 ETH senilai USD 13 juta dari platform Abracadabra.Money.

Serangan lain yang cukup besar terjadi pada 21 Maret, di mana protokol restaking Zoth mengalami peretasan senilai USD 8,4 juta. Selain itu, zkLend kembali menjadi sasaran dengan kerugian sebesar USD 8,32 juta, menunjukkan platform pinjaman DeFi masih menjadi incaran peretas.

Beberapa Dana yang Dicuri Berhasil Dikembalikan

Beberapa Dana yang Dicuri Berhasil Dikembalikan

Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Di tengah gelombang peretasan ini, ada beberapa kasus di mana dana yang dicuri berhasil dikembalikan. Salah satu contohnya terjadi pada 7 Maret, ketika seorang peretas mengembalikan 90% dari dana USD 5 juta yang dicurinya dari bursa terdesentralisasi 1inch. Hal ini terjadi setelah pihak platform menawarkan hadiah 10% sebagai imbalan atas pengembalian dana tersebut.

Dari segi blockchain yang paling sering diserang, BNB Chain Binance menduduki peringkat pertama dengan 19 insiden peretasan. Ethereum menyusul di posisi kedua dengan 15 serangan. Para analis menilai bahwa jaringan blockchain besar lebih sering menjadi target karena tingginya volume transaksi dan likuiditasnya.

Indikasi Keterlibatan Aktor Negara dalam Peretasan?

Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Beberapa pakar keamanan mencurigai adanya keterlibatan kelompok peretas yang didukung oleh negara dalam serangan besar terhadap Bybit dan Phemex. Meskipun belum ada bukti konkret yang mengaitkan insiden ini dengan entitas pemerintah tertentu, skala dan kecanggihan serangan ini menunjukkan keterlibatan kelompok dengan sumber daya besar dan kemampuan peretasan tingkat tinggi.

Dengan meningkatnya serangan terhadap bursa terpusat, industri kripto kini menghadapi tekanan besar untuk memperketat langkah-langkah keamanan.

Sistem keamanan tradisional mulai terbukti kurang efektif, sementara para peretas terus menemukan celah baru untuk mengeksploitasi aset digital. Kerugian besar yang tercatat di kuartal pertama 2025 menjadi peringatan keras bagi seluruh ekosistem kripto untuk meningkatkan perlindungan terhadap aset mereka.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya