Liputan6.com, Jakarta - Demi pencegahan dan melawan terorisme pada 2022, Tim Sinergitas 46 kementerian/lembaga dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyepakati sebanyak 663 rencana aksi.
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan, dari 663 rencana aksi tersebut, 454 di antaranya adalah kegiatan nonfiski, sedangkan 209 sisanya merupakan kegiatan fisik.
Baca Juga
Boy menerangkan, sasaran rencana aksi Tim Sinergitas BNPT antara lain, kelompok mantan narapidana terorisme, mereka yang terlibat kelompok radikal, beserta keluarganya.
Advertisement
"Programnya meliputi pembangunan fisik dan nonfisik untuk deradikalisasi. Harapannya, mantan kelompok radikal kembali cinta NKRI," ujar Boy, seperti dilansir Antara.
Dia berpendapat, sikap intoleran merupakan awal dari munculnya paham ekstrem yang berujung pada kekerasan dan aksi teror. Oleh karena itu, berbagai rencana aksi dirancang untuk mempromosikan paham toleransi dan meredam paham dan perilaku intoleran di masyarakat.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, mengingatkan para petinggi kementerian dan lembaga bahwa terorisme merupakan kejahatan lintas batas sehingga itu jadi problem masyarakat dunia.
Progran Deradikalisasi
Mahfud menyatakan, kementerian dan lembaga di Indonesia sudah membantu BNPT menjalankan berbagai program deradikalisasi yang telah berjalan selama 7 tahun.
Program deradikalisasi itu sejak tahun lalu digelar secara khusus di lima provinsi prioritas, yaitu Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
"Saya yakin kita dapat mewujudkan penanggulangan terorisme di lima wilayah provinsi," tutur Mahfud.
Rencana aksi penanggulangan terorisme untuk tahun ini telah diteken oleh perwakilan dari 46 kementerian dan lembaga bersama BNPT di Jakarta, Jumat (8/4).
Upacara penandatanganan itu disaksikan Kepala BNPT, Menkopolhukam, dan perwakilan pejabat tinggi 46 kementerian dan lembaga anggota Tim Sinergitas BNPT 2022.
Sumber: Antara
Advertisement