Liputan6.com, Jakarta Pemprov DKI Jakarta mengusung tema Kolaborasi, Akselerasi, Elevasi, dalam rangkaian HUT yang akan dimulai Selasa 24 Mei 2022.
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali mengatakan, tema ini hadir sebagai pesan optimisme sekaligus bukti pada seluruh elemen di kota, maupun dunia atas ragam usaha yang telah dan akan dilakukan ibukota.
Advertisement
Baca Juga
"Hal tersebut dilakukan dengan dasar semangat kolaborasi sebagai identitas Kota Jakarta. Semangat mendorong pertumbuhan guna menghadapi ragam isu global tersebut sebagai akselerasi untuk mewujudkan visi mengangkat warga maupun dunia," kata dia di Balairung, Balaikota Jakarta, Senin (23/5/2022).
Marullah menegaskan, Jakarta Hajatan sendiri muncul sebagai suatu bentuk branding baru yang bersifat berkelanjutan pada setiap perayaan HUT DKI Jakarta di tahun-tahun berikutnya.
"Hajatan itu memiliki makna celebrate atau selebrasi. Yang kental dengan nuansa Indonesia, seperti misalnya resepsi, selametan, dan sejenisnya akan sebuah pencapaian," kata dia.
Marullah melanjutkan bahwa seluruh rangkaian acara Jakarta Hajatan ke-495 akan melibatkan berbagai lapisan masyarakat sebagai kolaborator serta tamu-tamu undangan yang berasal dari mancanegara.
Rangkaian perayaan Jakarta Hajatan ke-495 akan dibuka dengan Pencanangan Jakarta Hajatan ke-495 di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu pada Selasa 24 Mei 2022.
Â
Persiapan Jakarta Menuju Fase Endemi
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menyebut masyarakat harus sama-sama bersiap saat pemerintah memutuskan menuju fase endemi Covid-19.
Menurut Dwi, pemerintah dan masyarakat tinggal meneruskan sesuatu yang sudah dijalani selama masa kenormalan baru.
"Ini kan proses, dan dijalaninya bersama-sama, kesiapan warga, pemerintah, kesiapan semua berjalan beriringan, kedewasaan menjalani kehidupan baru kita bangun sama-sama, dan itu juga bukan proses instant, kita sudah dua tahun menjalani proses tadi," ujar Dwi kepada Liputan6.com, Jumat (13/5/2022).
Dia menyebut, masyarakat nantinya harus memiliki kesadaran yang tinggi di masa endemi. Artinya, setiap masyarakat harus bisa menjaga kesehatan pribadinya dan tidak menularkan ke orang lain.
Dia mengingatkan, di masa endemi nanti bukan berarti Covid-19 hilang.
"Masyakarat harus tetap diingatkan meski Covid-19 sangat landai, tetapi masih ada, tetap harus mawas diri, prokes. Dan setiap mengalami keluhan harus memeriksakam diri, kemudian pada saat gejala sakitnya misalnya mirip dengan Covid-19 dan hasil pemeriksaan menunjukan Covid-19, ya harus isolasi diri, jadi kesadaran bahwa kita jangan menularkan ke orang lain dan tetap menjaga kesehatan bersama itu perlu dibangun kesadaran kolektif kita," kata dia.
Â
Advertisement
Siapkan Fasilitas
Sementara, Dwi juga meminta pemerintah menyiapkan segala kebutuhan dan fasilitas kesehatan warga di masa endemi.
Dia meminta pemerintah menyiapkan tempat-tempat yang mempermudah masyarakat melakukan aktifitas fisik di luar ruangan.
"Supaya enggak malas gerak, itu juga menjadi bagian upaya kita. Karena semakin lama populasi di Jakarta juga makin banyak. Kita hidup di kota besar seperti Jakarta, tingkat stresnya tinggi, jadi kita harus punya sarana mengelola Stress," kata Dwi.