Densus 88: Pemimpin Khilafatul Muslimin adalah Abdul Qadir Baraja

Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyebut pimpinan Khilafatul Muslimin yakni Abdul Qadir Baraja.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 01 Jun 2022, 21:55 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2022, 16:09 WIB
Ilustrasi Kelompok Separatis
Ilustrasi Kelompok Separatis. (Freepik/Kjpargeter)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyebut pimpinan Khilafatul Muslimin yakni Abdul Qadir Baraja. Abdul Qadir dua kali ditangkap Densus 88.

"Yang harus kita ingat bahwa ketua atau pemimpin kelompok ini, itu adalah pernah terkait kasus terorisme. Jadi kalau nanti cari informasi tentang ketua, Abdul Qadir Baraja itu. Baraja itu dia terkait peristiwa teror sebelumnya," ujar Aswin dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

Dia mengaku prihatin lantaran banyak masyarakat tak tak mengetahui latar belakang Abdul Qadir Baraja yang kemudian bergabung dalam kelompok Khilafatul Islamiyah.

"Jadi Kita prihatin sekali masyarakat mungkin belum tahu, ya, atau terpengaruh oleh propaganda dari yang bersangkutan, dan orang-orangnya itu, ya. Rekam jejak orang yang mengajak ini kan yang memimpin, ini, kan sudah jelas sebenarnya," kata dia.

Melihat laman wikipedia, Abdul Qadir Baraja memiliki nama lengkap Abdul Qadir Hasan Baraja. Dia lahir pada 10 Agustus 1944 di Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Dia merupakan pemimpin Komando Jihad, musuh utama pemerintah dan tentara Indonesia di tahun 1980-an. Kini dia menjadi pemimpin Khalifah Khilafatul Muslimin.

Dia mengawali pendidikannya di Gontor lalu melanjutkan tinggal di Lampung. Ia dikenal dengan pergerakan berbasis NII/DI pada masa mudanya. Dia pernah menjadi tangan kanan Abu Bakar Baasyir di Pondok Pesantren Ngruki.

Baraja sendiri pernah dipenjara dua kali terkait terorisme. Pertama pada tahun 1979 terkait Teror Warman, dan 1985 terkait aksi pengeboman di Jawa Timur dan Candi Borobudur.

Densus 88 Antiteror mengingatkan konsekuensi hukum jika masyarakat bergabung dalam kelompok Khilafatul Muslimin yang belum lama ini konvoi di Kawasan Jakarta Timur.

"Kita betul-betul mengimbau kalau ada orang yang mengajak lagi, seperti itu, pikirkan masak-masak, berkali-kali, ya, apabila melakukan dengan bergabung dengan kegiatan itu, ya, bisa menghadapi konsekuensi hukum," ujar Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

 

Dalami Motif

Aswin memastikan Densus 88 Antiteror akan terus mendalami motif konvoi kelompok Khilafatul Muslimin di Jakarta Timur. Pasalnya, menurut dia, kelompok ini dekat dengan kelompok radikal lainnya yang pernah melakukan aksi teror di Indonesia.

"Kita lagi mendalami peristiwa atau permasalahan itu, ya, karena memang secara historis kelompok ini memang ada keterkaitan, kelompok ini punya arah dengan peristiwa-peristiwa teror di Indonesia," kata dia.

Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyebut Khilafatul Muslimin dekat dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang radikal.

"Kalau kita lihat dari pendiri kelompok ini atau gerakan ini, ini dekat sekali dengan kelompok-kelompok radikal seperti NII," ujar Aswin dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

 

Kerap Lakukan Teror

Menurut Aswin, Khilafatul Muslimin dekat kelompok yang kerap melakukan aksi teror. Maka dari itu, dia berharap masyarakat menjauhi kelompok tersebut.

"Kelompok ini secara historis sangat dekat bahkan, ya, kita bilang bagian, ya, sangat dekat dengan gerakan-gerakan radikal dan kelompok-kelompok teror seperti Majelis Mujahidin," kata dia.

Aswin meminta masyarakat tak mudah terpengaruh dengan paham dari kelompok Khilafatul Muslimin maupun kelompok radikal lainnya. Ketidakpahaman masyarakat terkait ideologi kelompok ini yang harus diwaspadai.

"Seharusnya, kalau kita sama-sama memahami bagaiman sejarah kelompok dan sejarah orang-orang yang di dalamnya. Kita harus betul-betul waspda, mungkin ketidaktahuan kah atau mngkin atau hal lain," kata dia.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri turut menyelidiki aksi konvoi sepeda motor dengan membawa sejumlah atribut khilafah yang melintas di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Peristiwa itu belakangan menjadi sorotan di sosial media usai videonya viral.

"Densus 88 sudah monitor dan masih menyelidiki peristiwa ini dengan bekerja sama dengan unit kepolisian terkait lainnya," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Selasa (31/5/2022).

 

Viral

Sebuah video soal konvoi pengendara motor beratribut khilafah viral di media sosial. Menanggapi hal itu, Polda Metro Jaya mengaku akan turun tangan dan mengusut video yang diduga terjadi di Jakarta Timur itu.

"Jadi Polda Metro Jaya tentunya akan mendalami video tersebut karena kita sudah mendapat data itu terjadi di daerah Jakarta Timur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol E Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Zulpan mengaku, saat ini memang belum ada info lebih dalam soal hal tersebut. Namun dia memastikan polisi akan mencari info dan data terkait tentang konvoi motor yang membawa atribut khilafah itu.

"Kami akan mencari data dulu terhadap pengendara yang nampak dalam video tersebut. Tentunya kami juga akan memanggil mereka. Kami juga akan menanyakan maksud tujuan," jelas Zulpan.

Diketahui, sebuah video viral tersebar di media sosial yang menyuguhkan visualisasi tentang rombongan penunggang motor dengan membawa atribut seperti bendera khilafah. Hal itu dicuitkan oleh akun Twitter bernama @Miduk17.

"Pak @mohmahfudmd @DivisiHumas_Polri mengapa konvoi ini dibiarkan? Bukankah negara ini sudah sepakat jika Khilafah adalah TERLARANG?," tulis akun @Miduk17.

 

Infografis Densus 88 Antiteror Polri Turut Amankan Agenda Nasional. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Densus 88 Antiteror Polri Turut Amankan Agenda Nasional. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya