Presiden ACT Jelaskan soal Polemik Eks Petinggi Ahyudin

bnu Khajar akhirnya buka suara terkait sejumlah pemberitaan menyangkut dugaan penyelewengan dana yang dilakukan lembaga filantropi tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2022, 23:12 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 23:12 WIB
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar saat menggelar konferensi pers. (Foto: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar akhirnya buka suara terkait sejumlah pemberitaan menyangkut dugaan penyelewengan dana yang dilakukan lembaga filantropi tersebut, ketika berada dibawah kepemimpinan Ahyudin selaku mantan petinggi.

Dimana dugaan tersebut berasalkan hasil pemberitaan dari Majalah Tempo yang menyoalkan terkait adanya biaya operasional dan beragam fasilitas yang dirasakan para pejabat ACT.

Hal ini memunculkan respon warganet yang membuat trending tagar #AksiCepetTilep di media sosial.

"Kesadaraan ini kami lihat karena ada beberapa kebijakan yang mulai mengkhawatirkan untuk lembaga. Ya karena tadi ada alokasi-alokasi yang berpindah-pindah kesini-sini, beberapa kewajiban yang harus ditunaikan (namun tidak)," kata Ibnu saat jumpa pers, di kantornya di kawasan Jakarta Selatan, Senin (4/7/2022).

Terkait yang menjadi sorotan oleh publik, mulai dari gaji sebanyak Rp250 juta setiap bulan yang diterima Ahyudin melingkupi juga berbagai aset yang dibeli menggunakan uang ACT seperti mobil mewah, rumah sampai lampu gantung, Ibnu tak menjelaskannya secara gamblang.

Dia hanya menjelaskan, kepemimpinan Ahyudin yang dirasa one man one show, yaitu bertindak secara sendiri yang cenderung otoriter.

"Sekali lagi kami sampaikan bahwa gaya kepemimpinan yang teman-teman mengenal sosoknya beliau, kepemimpinan gaya kepemimpinan one man show cenderung otoriter, gitu," ungkap Ibnu.

 

Mengundurkan Diri

Ibnu pun menceritakan atas beberapa kebijakan yang dipilih Ahyudin dirasa tak sesuai, sehingga pihaknya sempat memberikan masukan di awal Januari 2022.

Hal tersebut direspon oleh Ahyudin dengan pengunduran diri.

"Sehingga ini (sejumlah kebijakan) yang membuat beberapa kondisi organisasi terjadi ketidak nyamanan. Sehingga sepakat dinasehati dan beliau sepakat memilih mengundurkan diri," bebernya.

Sedangkan terkait informasi yang menyebut Ahyudin diminta mengundurkan diri secara paksa, dengan cara didatangi 40 orang, Ibnu membantah hal tersebut.

"Ini untuk menepis info 11 Januari terjadi kudeta yang menyebabkan suasana tidak enak," kata Ibnu.

 

Jangan Percaya ACT Trending Twitter

Tagar #JanganPercayaACT menggaung di sosial media Twitter sejak Senin (4/7/2022) dini hari. ACT sendiri merupakan kepanjangan dari Aksi Cepat Tanggap, sebuah organisasi kemanusiaan.

Menggantikan #JanganPercayaACT, kini bergema di Twitter Aksi Cepat Tilep. Beragam tanggapan muncul soal beredarnya kabar dana ACT bocor.

Hal itu bermula dari majalah Tempo edisi Sabtu 2 Juli 2022 mengambil tema Kantong Bocor Dana Umat, Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap limbung karena pelbagai penyelewengan. Pendiri dan pengelolanya ditengarai memakai donasi masyarakat untuk kepentingan pribadi.

Sontak, laporan tersebut menjadi topik banyak dibicarakan di Twitter. Dari situ, muncul tagar #JanganPercayaACT yang perbincangannya lantas terus bergulir di linimasa.

Beberapa warganet mengaku kaget dengan laporan tersebut, mengingat sepak terjang ACT yang dikenal kredibel sebagai badan amal. Oleh karena itu, ada beberapa warganet yang menyebut agar laporan ini bisa ditindaklanjuti oleh pihak terkait.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya