Jokowi: Tahun Depan Gelap Sekali, Tidak Tahu Badai Besarnya Seperti Apa

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa banyak negara yang dibayang-bayangi oleh resesi global. Bahkan, dia menyebut kondisi perekonomian akan gelap pada 2023.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 30 Sep 2022, 09:07 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 09:07 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak menyesal saat memutuskan untuk tidak melakukan lockdown pada saat awal Covid-19 menghampiri di Indonesia.
Presiden Jokowi di acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia". Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak menyesal saat memutuskan untuk tidak melakukan lockdown pada saat awal Covid-19 menghampiri di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa banyak negara yang dibayang-bayangi oleh resesi global. Bahkan, dia menyebut kondisi perekonomian akan gelap pada 2023.

"Tiap hari kita selalu diingatkan dan kalau kita baca baik di media sosial di media cetak, di media online semuanya mengenai resesi global. Tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda, Kajati dan Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Kamis (29/9/2022).

"Dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa, tidak bisa dikalkulasi," sambungnya.

Dia menyampaikan bahwa krisis finansial baru saja terjadi di Inggris karena mengalami tingkat inflasi hingga 9,9 persen. Kondisi ini pun berdampak kepada negara-negara lain, termasuk Indonesia.

"Kriris finansial baru saja sebuah negara mengajukan apbn di Inggris, kemudian pasar melihat langsung yang namanya nilai tukar di semua negara goncang dan melemah terdepresiasi, termasuk kita. Hati-hati ketidakpastian ini, mengenai ketidakpastian ini," jelasnya.

Bukan hanya itu, kata Jokowi, perang antara Rusia dengan Ukraina membuat perekonomian dunia menjadi rumit. Menurut dia, referendum yang dilakukan empat wilayah di Ukraina membuat perang semakin sulit diselesaikan.

"Referendum yang kemarin dilakukan di 4 wilayah ukraina, di Donetsk, Zaporizhzhia, Kherson, Lugansk, makin merumitkan lagi kapan akan selesai dan imbasnya ke ekonomi seperti apa makin rumit," ujar Jokowi.

 


Krisis Pangan

Disisi lain, dia menuturkan bahwa ketidakpastiaan global menimbulkan krisis pangan. Sebanyak 345 juta orang di dunia menderita kekurangan pangan akut dan 19.700 orang di dunia meninggal akibat kelaparan.

"Tiap kari kita dengar krisis pangan, bayangkan 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut. Ini yang betul-betul mengenaskan, 19.700 ribu orang setiap hari meninggal karena kelaparan," tutur Jokowi.

Jokowi pun mengingatkan jajarannya dan para kepala daerah agar memiliki sense of crisis. Terlebih, tak ada satu pun negara yang mengetahui arah perekonomian ke depan.

"Semua negara sulit sekarang ini. Sulit dan ekonomi global juga sangat sulit diprediksi, sangat sulit diprediksi, dikalkulasi. Kasih siapapun sulit arahnya ke mana penyelesaian seperti apa. Ini yang akan terus diulang-ulang dan semuanya punya sense of crisis," pungkas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya