Liputan6.com, Jakarta Gelaran MA Goes to Campus untuk mengedukasi para mahasiswa terkait profesi pengawal keadilan, nyatanya memang mengundang antusias yang luar biasa. Sebanyak 100 mahasiswa dari tiga kampus, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, dan STIH Litigasi mengikuti setiap rangkaian acara yang digelar di Soehanna Hall, Energy Building, SCBD pada Selasa (25/10) dengan penuh semangat.
Dengan mengangkat tema Hukum dan Etika Public Speaking, Hakim Yustisial dan Biro Hukum dan Humas MA, Riki Perdana Raya Waruwu dan Communication Coach Hilbram Dunar hadir sebagai narasumber. Mereka memberikan banyak hal atau pengetahuan dibidang hukum dan hal yang berkaitan dengan komunikasi.
Salah satu yang menarik adalah saat sesi Riki Perdana. Dia menyampaikan sejumlah hal yang dibutuhkan mahasiswa hukum pada khususnya, untuk menggapai mimpi menjadi pengawal keadilan, seperti jaksa dan hakim.
"Masa depan seseorang ditentukan dari bagaimana dia mempersiapkan diri menghadapi tantangan, kebutuhan zaman, bukan sekadar lulus dan puas dengan nilai-nilai," kata Riki.
Maka dari itu, menurutnya, bagi para mahasiswa dalam rangka persiapan sebelum lulus, harus menguasai beberapa hal penting. Di antaranya menyoal kemampuan mengomunikasikan pendapat atau argumentasi.
"Penting bagi kalian untuk berani menyampaikan pendapat dan mampu mengaktualisasikan argumen secara sistematis," ujar Riki.
Selain itu, sesi yang mengundang antusias para mahasiswa yang hadir saat Hilbram Dunar menjelaskan tentang pentingnya komunikasi. Menurutnya, memahami seluk beluk publik speaking harus dimiliki bagi para calon pengawal keadilan.
"Kemampuan komunikasi membuat kita lebih cepat sukses. Dalam komunikasi juga ada yang namanya kredibilitas yang juga didalamnya punya unsur hebat, seperti loyalitas, integritas, sifat yang jarang menyerah," kata Hilbram.
Kemeriahan acara MA Goes to Campus yang digelar di Jakarta tak berhenti sampai disitu saja. Ada sharing session dari Finalis Duta Peradilan 2022 asal Jakarta Jonathan Albert Nicholas dan Agile Anastasya Putri serta Finalis Duta Peradilan 2022 asal Pontianak Hifisila Bintang Fortuna.
Mereka berbagi mengenai pengalaman saat mengikuti program Duta Peradilan. Salah satunya adalah kelas orasi. Lewat kelas tersebut, mereka dapat mengembangkan kepercayaan diri ketika berbicara di depan banyak orang.
Dengan digelarnya acara ini, Mahkamah Agung dan stakeholder berharap, agar para mahasiswa fakultas hukum dapat lebih memahami tugas, fungsi, dan profesi sebagai hakim di masa depan.
(*)