Polisi: Pengusutan Kasus Net89 Gugur Hanya untuk Tersangka yang Meninggal

Salah satu tersangka kasus dugaan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan pencucian uang lewat investasi robot trading Net89 berinisial HS dinyatakan meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Nov 2022, 12:36 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 12:36 WIB
Ilustrasi Investasi Bodong (Arfandi/Liputan6.com)
Ilustrasi Investasi Bodong (Arfandi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tersangka kasus dugaan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan pencucian uang lewat investasi robot trading Net89 berinisial HS dinyatakan meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan. Polisi menyatakan pengusutan perkara terhadapnya pun dinyatakan gugur demi hukum.

"Khusus untuk tersangka yang sudah meninggal dunia, kita tidak akan menggali dan dalam pemberkasan akan kita sampaikan ke JPU untuk tersangka tersebut tidak kita ajukan karena meninggal dunia, dan yang bersangkutan gugur untuk diajukan penuntutan demi hukum," tutur Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, Kombes Candra Sukma Kumara, saat dikonfirmasi, Selasa (15/11/2022).

Meski begitu, lanjutnya, pengusutan kasus penipuan robot trading Net89 masih akan tetap berlanjut terhadap para tersangka lainnya.

"Penyidikan masih berjalan karena masih ada 7 tersangka lain," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kecelakaan

Salah satu tersangka kasus dugaan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan pencucian uang melalui investasi robot trading Net89 berinisial HS dinyatakan meninggal dunia. HS meninggal akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) pada 30 Oktober 2022 lalu.

"(Meninggal) laka lantas (inisial) HS, tanggal 30 Oktober," kata Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, Kombes Candra Sukma Kumara saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).

Sehingga total tersangka kasus robot trading Net89 kini hanya tersisa tujuh orang. Para tersangka hingga kini belum ditahan oleh Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.

"Belum (ditahan). Sementara belum. Kita masih fokus dengan 8 tersangka, 1 tersangka meninggal dunia jadi sisa 7," katanya.

Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menetapkan delapan tersangka kasus dugaan penipuan robot trading Net89. Para tersangka merupakan petinggi PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (SMI).

"Untuk kasus robot trading Net89 telah ditetapkan delapan orang tersangka. AA, selaku pendiri atau pemilik Net89 PT SMI memberikan petunjuk tentang skema bisnis dan cara memasarkan investasi robot trading," kata Kabagpenum Div Humas Polri Kombes Nurul Azizah kepada wartawan, Senin (7/11).

"LSH selaku Direktur Net89 PT SMI yang selalu bersama-sama dengan AA. ESI selaku Founder Net89 PT SMI yaitu tempat tujuan para member mendepositokan dananya dan asal pencairan dana kepada para member Net89 PT SMI," sambungnya.

Lalu, untuk lima orang lain yang juga ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut yakni RS, AL, HS (meninggal dunia), FI, serta D.

"Selaku sub exchanger Net89 PT SMI, kelimanya sebagai tempat tujuan para member untuk mendepositokan dana dan asal pencairan dana kepada para member Net89," ujarnya.


Pasal

Para tersangka pun dijerat dengan Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP dan/atau Pasal 45 ayat 1 juncto Pasal 28 dan/atau Pasal 34 ayat 1 juncto Pasal 50 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

 

Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong
Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya