Liputan6.com, Jakarta - Gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah telah menelan puluhan ribu korban meninggal dunia. Korban tewas mencapai lebih dari 24.000 di Turki dan Suriah saat upaya penyelamatan terus berlanjut.
Mengutip BBC, Sabtu (11/2/2023), menurut Presiden Turki Tayyip Erdogan, korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 21.043 jiwa. Sedangkan di Suriah menurut kantor berita AFP, sekitar 3.553 orang dilaporkan meninggal dunia sehingga total korban yang meninggal di Turki dan Suriah sekitar 24.956 jiwa.
Upaya penyelamatan terhadap korban pun terus berlanjut. Keajaiban-keajaiban pun hadir di tengah upaya penyelamatan seiring ditemukan korban yang masih bertahan hidup. Di Hatay, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dilaporkan ditarik dari reruntuhan bangunan setelah terperangkap selama 128 jam. Arda Can Ovun ditarik dari puing-puing bangunan oleh tim penyelamat.
Advertisement
Selain itu, mengutip CNN, seorang wanita berusia 70 tahun telah diselamatkan dari puing-puing di kota Kahramanmaras, Turki, 121 jam setelah gempa dahsyat melanda Turki dan Suriah.
Perempuan yang diselamatkan itu bernama Menekse Tabak. Upaya penyelamatan itu juga terjadi hanya beberapa jam setelah seorang anak-laki berusia 16 tahun ditarik hidup-hidup dari puing-puing bangunan yang hancur di wilayah tersebut.
Seorang petugas PBB di negara itu telah memperingatkan kalau mendekati akhir waktu pencarian dan penyelamatan dengan probabilitas yang lebih rendah untuk menemukan korban selamat di bawah reruntuhan pada suhu di bawah titik beku.
Gempa dahsyat telah melanda Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023. Gempa Turki terjadi pada pukul 04.17 pagi waktu setempat dengan pusat gempa di Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep yang berjarak 33 km dari ibu kota provinsi tersebut.
Mengutip Antara, Gaziantep berpenduduk dua juta orang yang juga menjadi tempat bagi ratusan ribu pengungsi korban perang saudara Suriah yang mulai pecah pada 2011. Gempa ini segera diikuti 40 gempa susulan, dan satu di antaranya bermagnitudo 6,7.
Satu Keluarga Selamat Usai 5 Hari Terjebak Puing-Puing Bangunan Rumah
Mengutip Al Jazaeera, Sabtu, 11 Februari 2023, tim penyelamat di Turki telah menyelamatkan satu keluarga beranggotakan lima orang yang selamat di dalam rumah mereka yang runtuh. Keluarga tersebut telah terjebak selama lima hari.
Tim penyelamat pertama-tama evakuasi ibu dan anak Havva dan Fatmagul Aslan dari antara gundukan puing di Kota Nurdag, di Gaziantep, demikian laporan HaberTurk.
Tim tersebut kemudian meraih sang ayah, Hasan Aslan, tetapi dia bersikeras agar putrinya yang lain Zeynep dan putranya Saltik Bugra diselamatkan terlebih dahulu. Saat sang ayah dibawa keluar, tim penyelamat bersorak dan meneriakkan Tuhan Maha Besar.
Penyelamatan dramatis setelah 129 jam membuat setidaknya sembilan orang yang diselamatkan pada Sabtu, 11 Februari 2023 meskipun harapan berkurang di tengah suhu yang sangat dingin.
Advertisement
Dampak Gempa
Gempa bumi dahsyat yang juga dirasakan di Lebanon dan Israel ini akan berdampak besar pada rakyat dan ekonomi negara, kata akademisi Arab Saudia, Profesor Paul Martin Mai.
Menurut pakar dari departemen Ilmu dan Teknik Bumi di Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah itu, gempa yang baru-baru ini terjadi memiliki kekuatan yang sama dengan gempa terkuat yang tercatat di Turki pada 1939.
Data gempa susulan awal menyebutkan bahwa gempa tersebut memiliki panjang retakan lebih dari 300 km.
“Lebih dari 300 km, desa dan kota hancur, ekonomi terpengaruh, infrastruktur kehidupan - gas, listrik, jaringan pipa air - akan terganggu,” katanya mengutip CNA.
“Dampaknya terhadap penduduk dan ekonomi lokal akan sangat besar karena gempa bumi yang begitu besar mempengaruhi area yang luas.”
Ia menambahkan, gempa ini melebihi kekuatan gempa tahun 1999 di dekat Istanbul yang memakan lebih dari 15.000 korban jiwa.
Kemenkes RI Bakal Kirim 6,8 Ton Logistik Kesehatan untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) juga akan ikut serta membantu.
Kemenkes RI akan mengirimkan 6,8 ton logistik kesehatan untuk membantu korban gempa yang terjadi Turki dan Suriah. Utamanya, obat-obatan dan alat logistik kesehatan lain yang dibutuhkan dalam penanganan korban bencana gempa.
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, keberangkatan 6,8 ton logistik kesehatan disesuaikan dengan masa tanggap darurat bencana gempa di Turki dan Suriah. Hal ini terbagi menjadi pengiriman untuk minggu pertama dan kedua masa tanggap darurat.
Untuk minggu pertama, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah karena korban gempa banyak yang patah tulang dan pelru dioperasi karena luka.
Kemudian, untuk minggu kedua, adalah penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis.
Advertisement