PBNU: Cara Penanganan Pascagempa Polri di Turki, Diakui Dunia

Imron meyakini kehadiran Polri dalam membantu penanganan pascagempa di Turki takkan sia-sia. Pangkalnya, Korps Bhayangkara memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2023, 22:07 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2023, 22:07 WIB
Polri Kirim 26 Personel dalam Misi Kemanusiaan Gempa Turki dan Suriah
Anjing pelacak dihadirkan saat team Polri untuk misi kemanusiaan internasional di Turki dan Suriah apel pelepasan di Mabes Polri Jakarta, Kamis (9/2/2023). Polri mengirimkan bantuan sebanyak 26 orang personel untuk misi kemanusiaan internasional gempa Turki dan Suriah, dengan tiga unsur yakni tim medis, DVI, dan K9. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengapresiasi langkah Polri untuk turut membantu penanganan pascagempa di Turki. Sebab, turut mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah global.

"Saya kira hal positif. Ini bagian dari amanah konstitusi kita untuk menjaga ketertiban dunia," ucap Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Imron Rosyadi, saat dihubungi di Jakarta, Selasa 21 Februari 2023.

"Saya kira kita mengapresiasi keikutsertaan Polri dalam penanganan dampak bencana Turki dan di mana pun. Polri telah menunjukkan komitmennya," imbuhnya.

Imron meyakini kehadiran Polri dalam membantu penanganan pascagempa di Turki takkan sia-sia. Pangkalnya, Korps Bhayangkara memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

"Banyak personel diberikan pendidikan khusus tekait penanganan bencana dan kebencanaan. Kita tidak meragukan kemampuan personel Polri dalam penanganan bencana bahkan tingkatan di luar negeri. Standar mereka bisa diakui komunitas asing, luar negeri. Standar penanganan korban sudah sangat memadai dari sisi apa pun," tuturnya.

Lebih jauh, Imron menerangkan, dampak gempa di Turki sangat dahsyat karena menewaskan lebih dari 45.000 jiwa. Dengan demikian, bantuan yang disalurkan tidak bisa hanya untuk penanganan jangka pendek.

"Persoalan penanganan dampak perlu dilakukan kontinu dan berkelanjutan karena besarnya skala kebencanaan," ucap Rektor Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang ini.

Diketahui, Polri mengerahkan sekitar 26 personel dalam operasi kemanusiaan untuk membantu penanganan dampak gempa magnitudo 7,8 di Turki. Anggota yang dikerahkan terdiri dari tim medis, Disaster Victim Identification (DVI), dan dua anjing pelacak K-9.

Identifikasi WNI Korban Gempa Turki

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi dua jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa bumi di Turki.

Kasatgas Misi Kemanusiaan Turki 2023, Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta mengatakan, dua korban bernama Irma Lestari (33) dan Ni Wayan Supini (45), berjenis kelamin perempuan yang berasal dari Bali.

"Proses identifikasi korban bernama Irma berdasarkan catatan medis dan properti. Sementara untuk korban Ni Wayan Supini teridentifikasi berdasarkan catatan medis, gigi, dan properti," kata Gatot dalam keterangan tertulis, Minggu (19/2/2023).

Gatot menerangkan, kedua jenazah ditemukan di bawah reruntuhan gedung apartemen Galeria di Kota Dyarbakir pada Kamis, 16 Februari. Kondisinya sulit dikenali secara visual sehingga perlu identifikasi yang lebih akurat secara scientific.

Tim DVI Polri melakukan pemeriksaan terhadap dua jenazah WNI setelah mendapat permintaan dari Kedutaan Besar Indonesia untuk Turki.

"Tim pun langsung membantu melakukan tindakan proses identifikasi," ujar dia.

Gatot menerangkan, pemerintah melalui KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia akan memulangkan jenazah ke Tanah Air.

"Yang direncanakan akan didampingi Atpol KBRI Ankara," tandas dia.

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya