Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/4/2023). Hary Tanoe menyebut dirinya menghadap Jokowi dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
"Pertemuannya terkait silaturahmi. Jadi saya menghadap beliau (Presiden) setelah lebaran. Karena waktu (Jokowi) di Solo kan tida ada open house," kata Hary Tanoe usai pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Baca Juga
Hary Tanoe mengatakan, dia secara khusus meminta waktu untuk bertemu dengan Jokowi. Dia mengaku tak ada pembahasan khusus soal politik maupun bisnis dalam pertemuan dengan Jokowi.
Advertisement
"Enggak, enteng-enteng saja. Suasana masih libur jadi enggak mau berat-berat," ujarnya.
"Enggak ada enggak ada. Enggak ada bisnis enggak ada politik, silaturahmi," sambung Hary Tanoe.
Adapun pertemuan berlangsung kurang lebih satu jam. Hary Tanoe sudah tiba di Istana Kepresidenan Jakarta pukul 09.15 WIB, dan keluar sekitar pukul 10.42 WIB.
Airlangga dan Hary Tanoe Bertemu, Bahas Pemilu 2024 dan Koalisi Besar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo melakukan pertemuan di kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (10/4/2023). Pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas rencana koalisi besar di Pemilu 2024 dengan anggota partai pro pemerintah.
Airlangga mengakui banyak bertukar pikiran dengan Hary Tanoe tentang Pemilu 2024 dan wacana koalisi besar.
"Kemudian juga kami bertukar pikiran mengenai rencana ke depan dari koalisi yang ada baik itu koalisi besar maupun dari koalisi KIB dan tentunya kedua partai melihat bahwa ke depan kita perlu terus menjalin silaturahmi termasuk terkait dengan jadwal-jadwal Pemilu yang ada," ujar Airlangga Hartarto usai pertemuan.
Airlangga mengatakan, Hary Tanoe dan Perindo punya komitmen sama mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin. Menurutnya, peluang kerja sama dengan Perindo terbuka karena ada kesamaan.
"Jadi tentu dukungan-dukungan tersebut akan memperkuat kerja sama antar partai-partai ke depan dan tadi disampaikan juga bahwa kondisi besar itu penting koalisi Indonesia itu penting karena Indonesia ini negara besar dan koalisi besar itu sangat diperlukan agar kita bisa menerobos tantangan-tantangan yang ada," ujarnya.
Selain itu, kerja sama koalisi besar diperlukan untuk menghadapi situasi penuh ketidakpastian.
"Maka kestabilan politik itu penting. Nah kestabilan politik hanya bisa dicapai kalau ketua umum-ketua umum partai komunikasinya baik dan lancar," pungkas Ketua Umum Partai Golkar ini.
Advertisement