Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan pihaknya tetap bersikukuh untuk melakukan penyelamatan terhadap pilot Susi Air, Philip Mehrtens yang hingga saat ini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Meskipun Philip sudah disandera selama empat bulan.
"kita sudah ketemu tokoh agama, tokoh masyarakat, kemudian dengan PJ Bupati berusaha maksimal semuanya untuk bisa nego secara damai. Kalau nego kan secara damai otomatis itu kita usahakan terus," ujar Yudo di The Westin, Jakarta, Senin (29/5/2023).
"Kita ya hormati bahwa ada tokoh masyarakat yang akan berusaha menyelesaikan secara damai tersebut dan mereka tidak berharap ada kontak tembak antara TNI-Polri untuk menyelamatkan itu kita coba penuhi," sambungnya.
Advertisement
Yudo mengungkapkan penyelamatan terhadap pilot Susi sempat terkendala lantaran medan jalan serta cuaca. Namun dirinya enggan untuk membeberkan lebih rinci alasan dari kendala itu.
"Strategi kita tentunya kita berusaha untuk menyelamatkan tetap berusaha menyelamatkan pilot dengan tidak menimbulkan korban jiwa baik dari masyarakat," tutur dia.
Di waktu yang bersamaan, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut, apapun kebijakannya pemerintah tak akan melibatkan negara lain untuk menyelamatkan Philips.
"Terkait kondisi keamanan di Papua salah satu hal yang perlu dicatat penting, sekarang ini, sedang terjadi, isunya kasusnya penyanderaan pilot Susi Air, itu ya. Itu ya kita tangani sendiri secara internal, kita kebijakannya gak boleh melibatkan negara lain dan ini internal kita dan kita bisa lakukan itu. Apa pun taruhannya tidak boleh masuk dunia internasional di situ," katanya.
Alasan Tak Libatkan Negara Lain
Dia mengatakan, pelibatan dunia internasional dikhawatirkan merembet ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan isunya bisa melebar. Maka dari itu, pemerintah menolak segala upaya campur tangan dari luar.
"Karena kalau diiyakan, nanti akan merembet tuh ke PBB, ke mana-mana, ternyata ada ini, ada itu. Sehingga, kita tolak setiap upaya campur tangan internasional yang disodorkan oleh LSM, oleh LSM internasional," tegasnya.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement