Liputan6.com, Jakarta - Polisi melibatkan ahli forensik dalam menyelidiki penyebab kematian ayah dan balita di Koja, Jakarta Utara. Jasad keduanya ditemukan dalam kondisi membusuk.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, berdasarkan temuan sementara yang didapatkan oleh penyidik, didapatkan sang ayah yakni Hamka Rusdi (50) sempat mengeluhkan sakit. Hal itu didapatkan berdasarkan penelusuran dari gadget korban.
Baca Juga
"Kita harus lakukan uji forensik yang lain histopatologi forensik, kemudian toksikologi forensik. Itu perlu karena penelusuran jejak gadget sebelum H dengan keluarganya ada menyebut keluhan tentang sakit tenggorokan," kata Gidion kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).
Advertisement
Dia menerangkan, tidak ditemukan luka pada jasad korban H. Namun, ditemukan darah tapi bukan berasal dari bekas luka tindak pidana. Pada tubuh sang anak AQ (2) terdapat bekas luka yang belum diketahui asal usulnya.
Gidion menyebut, terdapat rentang kematian yang berbeda antara ayah dan anak tersebut. Di mana Hamka meninggal lebih dahulu dari anak balitanya.
"Hasil autopsi yang bisa kita sampaikan adalah usia kematian dari korban. Kalau bapak yang inisial H tadi usia kematiannya 10 hari ke atas, sementara anak ada di usia kematian tiga hari," beber dia.
Dia membeberkan, ada bercak darah yang menempel pada istri korban, namun dipastikan bukan darah dari sang istri tersebut.
"Istrinya tak ada luka, tapi ada bekas bercak darah yang menempel di tubuhnya. Tapi itu bukan darah dari istrinya. Kita akan pastikan lagi," sebut Gidion.
Istri Korban Dirawat di RS Polri
Lebih lanjut, kondisi sang istri dan satu anak perempuannya tengah dirawat intensif di RS Polri Kramat Jati.
"Istrinya dan satu anak perempuan. Istrinya sedang dirawat di RS Polri Kramat Jati kita juga harus terapi psikologisnya selain juga kondisi fisiknya," ungkap Gidion.
Mengenai TKP, menurut Gidion kecil kemungkinan jejak orang lain masuk ke rumah korban. Mengingat kondisi pintu-pintu yang ditutup rapat. Satu-satunya saksi dalam kasus ini adalah sang istri korban.
Pihaknya akan memperdalam penelusuran, kini penyelidikan sedang di tahap mengekstrak file CCTV yang ditemukan di kawasan rumah korban, sebab tak ada bukti CCTV di dalam rumah korban.
"CCTV dalam rumah tidak ditemukan, ada CCTV tapi di rumah-rumah tetangga. Ini CCTV masih kita ekstrak, karena kita ambil dari tanggal 18 Oktober kemarin," singkap Gidion.
Advertisement
Polisi Autopsi Jasad Ayah dan Balita yang Ditemukan di Koja, Jakarta Utara
 Polisi telah melakukan autopsi terhadap jasad seorang ayah dan balita yang ditemukan di Kelurahan Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Autopsi dilakukan di RS Polri Kramatjati.Â
Kepala Rumah Sakit RS Polri, Brigjen Hariyanto mengatakan saat ini tengah dilakukan proses autopsi dengan berbagai metode pemeriksaan.
"Masih dilakukan pemeriksaan mikroskopik (histopatologi) dan toksikologi," ucap Hariyanto saat dikonfirmasi, Senin (30/10/2023).
Hariyanto menyebut pada saat tiba di RS Polri keduanya dalam keadaan membusuk. Diperkirakan jasad ayah dan balita itu telah meninggal dalam waktu sepekan.
"Kondisi sama-sama busuk sudah semingguan meninggal," ucap dia.
Selain itu, RS Polri juga turut memeriksa Ibunda dari balita tersebut yang saat ini terbaring dalam kondisi lemah.
Geger Jasad Ayah dan Balita Ditemukan di Dalam Rumah di Koja, Jakarta Utara
Warga di Kelurahan Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara digegerkan dengan temuan jasad ayah dan balitanya di dalam rumah.Â
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Iverson Manossoh menerangkan, korban pertama kali ditemukan oleh warga yang curiga setelah mencium aroma tak sedap dari dalam rumah.
 "Kemudian melaporkan kepada pak Babinsa dan warga sekitar dari Polsek juga datang," kata Sabtu (28/10/2023).
Iverson mengatakan, mereka pun mengecek keadaan di dalam. Saat itu, pintu tidak dalam keadaan terkunci dan ditemukanlah jasad laki-laki dan balita.
"Bapak bapak umur kira-kira 50 tahun. Kemudian satu lagi balita umur kira-kira kurang lebih 2 tahun," ujar dia.
Iverson mengatakan, pihaknya turun melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sejauh ini, belum dipastikan penyebab kematian korban.
"Biarlah ahli ini bekerja nanti akan kami sampaikan lebih lanjut. Kita belum bisa menyimpulkan apapun. Biarlah tim bekerja," ujar dia.
Â
Â
Â
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement