Jokowi: COP28 Harus Perkuat Implementasi Perubahan Iklim, Bukan Pertunjukan Ambisi

Presiden Jokowi mengatakan, COP28 merupakan salah satu wadah untuk memperkuat implementasi dalam melakukan aksi nyata dalam penanganan perubahan iklim.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Des 2023, 09:37 WIB
Diterbitkan 03 Des 2023, 09:36 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri KTT G77 dan China dalam rangkaian World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Dubai, Uni Emirate Arab, Sabtu (2/12/2023)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri KTT G77 dan China dalam rangkaian World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Dubai, Uni Emirate Arab, Sabtu (2/12/2023) (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G77 dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam rangkaian World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA), Sabtu 2 Desember 2023.

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bahwa COP28 merupakan salah satu wadah untuk memperkuat implementasi dalam melakukan aksi nyata dalam penanganan perubahan iklim.

"COP28 harus menjadi ajang untuk perkuat implementasi bukan ajang untuk pertunjukan ambisi. Prinsip Paris agreement harus jadi pedoman bahwa tanggung jawab harus dibagi sesuai kemampuan nasional," kata Jokowi dikutip dari siaran pers, Minggu (3/12/2023).

Untuk itu, dia menyatakan dukungan Indonesia terhadap G77 dan RRT, serta turut mengajak semua pihak untuk melakukan aksi bersama. Jokowi pun menyampaikan tiga poin yang dapat dilakukan.

Pertama, Jokowi mengundang seluruh pihak melakukan penguatan kerja sama selatan-selatan dengan menghidupkan kembali semangat Bandung. Hal tersebut dikarenakan solidaritas kesetaraan dan kolaborasi sangat diperlukan dalam penanganan perubahan iklim global.

"Melalui kerangka kerja sama Selatan-Selatan, Indonesia telah memberikan pelatihan penanganan iklim untuk kawasan Afrika, Asia Selatan, Amerika Latin, Karibia, dan Pasifik," jelas dia.

Poin kedua yang disampaikan yaitu menjadikan negara berkembang sebagai bagian dari solusi. Jokowi menjelaskan bahwa keketuaan Indonesia pada konferensi internasional telah menghasilkan sejumlah aksi dan pandangan menghadapi perubahan iklim global.

"Keketuaan Indonesia di ASEAN telah wujudkan taksonomi ASEAN. Presidensi G20 Indonesia membentuk skema pembiayaan campuran dan platform negara. Bursa karbon Indonesia juga sudah beroperasi sejak September lalu," tutur dia.

Pemenuhan Agenda Global

Jokowi Hadiri COP28 di Dubai
Jokowi berbicara di forum KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim (COP28) di Plenary Al Ghafat, Expo City Dubai. (Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)

Pada pidatonya, Jokowi juga menekankan pentingnya kohesivitas dan inklusivitas dalam pemenuhan agenda global. Dia mendorong inventarisasi global atau global stocktake dapat merefleksikan kebutuhan pendanaan negara berkembang serta komitmen negara dari negara maju yang belum terpenuhi.

"Struktur pendanaan loss and damage jangan berbentuk utang yang membebani dan harus mudah diakses," ujar Jokowi.

Selain itu, transparansi dan kepastian dalam target pendanaan baru secara kolektif harus dilakukan dengan didukung sumber daya dan teknologi yang memadai.

"Melalui upaya kita bersama, G77 and China dapat menjadi motor penggerak agenda iklim dunia," ucap Jokowi.

Bertemu Sekjen PBB, Jokowi Bahas Aksi Iklim hingga Situasi di Gaza

Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres di Dubai, Uni Emirate Arab, Sabtu (2/12/2023).

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres di Dubai, Uni Emirate Arab, Sabtu (2/12/2023). Jokowi menyatakan komitmen Indonesia untuk terus mendukung PBB dalam menjalankan fungsi dan perannya.

Menurut dia, tantangan global saat ini makin berat dan persaingan geopolitik telah menimbulkan kekuatan baru. Selain itu, multilateralisme dan rasa saling percaya juga makin terkikis.

"Di sinilah peran krusial PBB untuk mengatasinya dan Indonesia akan terus mendukung fungsi dan peran PBB agar tetap relevan," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Minggu (3/12/2023).

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi dan Antonio Guterres juga membahas soal aksi iklim. Jokowi memaparkan sejumlah langkah kuat dan nyata yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.

Dia juga menyampaikan bahwa Indonesia menghargai inisiatif JETP. Kendati begitu, Jokowi menilai komposisi hibah harus lebih konstruktif dan aksi iklim global tidak bisa maju tanpa kolaborasi semua pihak.

"Oleh sebab itu, Indonesia mendukung agenda akselerasi dalam pendanaan iklim yang digagas Yang Mulia bahwa negara maju harus membantu negara berkembang," jelasnya.

"Dukungan Yang Mulia penting agar COP28 menyepakati operasionalisasi pendanaan _loss and damage_ dan kolaborasi pendanaan energi baru terbarukan bagi negara berkembang," sambung Jokowi.

Sedangkan terkait situasi di Gaza, Jokowi kembali menegaskan bahwa Indonesia mengutuk keras kekejaman Israel, termasuk serangan ke fasilitas sipil. Indonesia juga mendukung dilakukannya investigasi melalui mekanisme internasional terkait pelanggaran Israel di Gaza.

Indonesia turut menyambut truce saat ini. Namun, kekerasan harus permanen dihentikan demi nasib warga sipil sesuai Resolusi 2712 DK PBB.

"Bantuan kemanusiaan harus segera masuk ke Gaza dengan aman dan tanpa hambatan. Bersama dengan beberapa Menlu OKI, Menteri Luar Negeri RI juga melakukan diplomasi intensif untuk Gaza," tutur Jokowi.

Perang di Gaza Tak Mungkin Dihentikan dalam Waktu Dekat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritisi kondisi masyarakat di Gaza, Palestina. Jokowi menilai bahwa saat ini jangankan hak untuk membangun, hak hidup bagi masyarakat Gaza pun tidak dihormati.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritisi kondisi masyarakat di Gaza, Palestina. Jokowi menilai bahwa saat ini jangankan hak untuk membangun, hak hidup bagi masyarakat Gaza pun tidak dihormati. (Sekretariat Presiden).

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa perang antara Israel dengan Palestina tidak akan mungkin bisa dihentikan dalam waktu dekat. Kesimpulan ini didapat Jokowi saat dirinya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas situasi Gaza di Riyadh, Arab Saudi pada 11 November 2023 lalu.

"Sampai 2 minggu saya datang ke Arab Saudi dua kali, dalam dua minggu dua kali. Saya hanya ingin mendengar konflik perang di Gaza ini akan seperti apa. Konflik Israel-Palestina ini akan sampai kapan. Karena yang hadir (di KTT) saat itu (ada) 57 negara," kata Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023, sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (29/11/2023).

"Tetapi di akhir Summit, saya dalam hati menyimpulkan bahwa memang perangnya tidak mungkin disetop dalam waktu dekat," sambungnya.

 

Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya