KSAD Pastikan Joni si Bocah Viral Pemanjat Tiang Bendera Ikut Seleksi Lanjutan Masuk TNI

KSAD, Jenderal TNI Maruli Simanjutak menjelaskan, untuk diterima sebagai anggota TNI, ada tiga hal penting yang harus dipenuhi, yakni tentang psikotes, mental ideologi, dan kesehatan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 09 Agu 2024, 11:23 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 11:21 WIB
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan, pihaknya siap mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, Palestina. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjutak memastikan, Yohanes Ande Kalla alias Joni si bocah viral pemanjat tiang bendera Merah Putih dari Desa Silawan, Kabupaten Belu, NTT kini sedang mengikuti seleksi lanjutan masuk TNI.

Hal ini disampaikan Maruli disela-sela kunjungannya meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Saat ini, kata Maruli, Joni sedang mengikuti seleksi lanjutan untuk dicek kesehatan dan psikotesnya.

"Jadi, (Joni) masih harus mengikuti seleksi (untuk menjadi anggota TNI) itu," kata Maruli dilansir dari Antara, Jumat (9/8/2024).

Maruli menjelaskan, untuk diterima sebagai anggota TNI, ada tiga hal penting yang harus dipenuhi, yakni tentang psikotes, mental ideologi, dan kesehatan. Menurutnya, jika ketiga poin tadi terpenuhi, maka akan menjadi prioritas untuk diterima.

Ia menambahkan, setiap calon prajurit TNI wajib mengikuti serangkaian tes, hal ini untuk menghasilkan tentara yang berkualitas serta sanggup menjalankan tugas di tengah situasi apapun. Misalnya, tes kesehatan, dan psikotes untuk mengecek kemampuan calon anggota TNI mampu mengendalikan stres ketika bertugas.

"Jadi mampu enggak dia (Joni) untuk mengikuti itu. Psikotesnya, mampu enggak nanti, kalau tentara kan harus bisa mengendalikan stres. Nanti pas lagi tugas di hutan kan memiliki stres, mampu tidak dia mengatasi jangan sampai alami gangguan mental sendiri," ucap dia.

Maruli mengapresiasi, Joni telah melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus tahun 2018, hingga dipuji oleh Presiden Joko Widodo.

"Ceritanya Joni melaksanakan sesuatu yang sangat heroiklah, sudah dipuji sampai Presiden yang muji. Jadi, kami sekarang ikutkan dia lanjut seleksi, nanti ada proses lanjutan," ujar Maruli.

Gagal Tes Masuk TNI, Joni Si Bocah Viral Pemanjat Tiang Bendera Merah Putih Dipanggil ke Kodim

Ingat Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera saat 17 Agustus 2018? Ini Potret Terbarunya
Joni pemanjat tiang bendera (Sumber: Instagram/yohanes_ande_kala)

Usai gagal tes masuk TNI, Yohanes Ande Kalla atau Joni si bocah yang pernah viral memanjat tiang bendera Merah Putih dari Desa Silawan, Kabupaten Belu, kembali dipanggil oleh Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi, untuk menghadap ke Makodim Belu, Selasa pagi (6/8/2024).

"Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa," kata Joni.

Saat dihubungi dirinya juga mengaku bahwa sudah dihubungi juga oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu Ajenrem.

Namun dia juga mengaku belum mengetahui lebih lanjut soal alasan dipanggilnya dirinya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang untuk bertemu Ajenrem.

"Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka," katanya.

Joni merupakan seorang remaja yang saat masih berada di bangku sekolah SD pada 2018 lalu sempat viral karena aksinya memajang tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.

Usai viralnya dirinya, ia kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya