Liputan6.com, Klaten Sejumlah organisasi wanita di Kabupaten Klaten mengikuti sosialisasi perlindungan dari HIV-AIDS yang diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Klaten di Pendapa Kabupaten Klaten, Kamis (14/11/2024). Kegiatan ini mengangkat tema Lindungi Anak Bangsa Dari Pengaruh Perilaku LGBT digelar dalam rangka Hari Aids Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember.
Sekretaris KPA Kabupaten Klaten, Ronny Roekminto mengatakan sosialisasi ini digelar sebagai langkah penanggulangan perilaku LGBT di kalangan anak-anak dan remaja. Ia menjelaskan saat ini terjadi peningkatan fenomena lelaki suka lelaki (LSL) di kalangan anak-anak usia sekolah.
Advertisement
Baca Juga
Diharapkan dengan keterlibatan organisasi wanita di Kabupaten Klaten, menjadi langkah pencegahan fenomena menyimpang seksual tersebut. Khususnya pencegahan dari tingkat keluarga melalui peran ibu.
Advertisement
“Kami titipkan juga (kepada organisasi wanita) agar bisa menyebarluaskan isi dari sosialisasi hari ini kepada anggota organisasi masing-masing,” katanya.
Sementara itu, dalam sambutan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, Bupati Klaten, Sri Mulyani menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Disampaikan sosialisasi tersebut dinilai dapat meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan masyarakat terhadap isu-isu yang berkaitan dengan HIV-AIDS dan LGBT.
“Saya juga ingin mengingatkan bahwa penanggulangan HIV AIDS dan LGBT bukanlah tugas satu pihak saja, melainkan menjadi tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, masyarakat, dan individu. Mari kita jadikan acara sosialisasi ini sebagai awal yang baik dalam membangun masyarakat yang lebih sehat, lebih inklusif, dan lebih peduli terhadap sesama. Semoga melalui acara ini, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi kebaikan bersama,” paparnya.
Kejar Penyelesaiian AIDS di Tahun 2030
Dalam sambutannya, Bupati juga mengingatkan HIV AIDS masih menjadi masalah kesehatan nasional dan global. Meski terjadi kemajuan dalam penanganan dan penanggulangan HIV AIDS di Klaten, namun isu tersebut masih perlu menjadi kewaspadaan bersama.
“Karena kita mengejar penyelesaian AIDS di tahun 2030, yaitu penyelesaian tidak ada kasus infeksi baru HIV, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada diskriminasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat terhadap orang yang terinfeksi HIV,” ungkapnya.
(*)
Advertisement