Liputan6.com, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Quran dan warga terdampak banjir di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2024).
Di lokasi yang sama, Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup ini juga melakukan penanaman pohon bersama.
Advertisement
Banjir Ponorogo yang memiliki kedalaman hingga setinggi dada orang dewasa itu mengakibatkan puluhan rumah terendam. Tajk hanya itu, banjir juga menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Advertisement
"Kami melihat langsung penanganan bencana. Saya mengapresiasi respons cepat dari Bupati, Kapolres, Dandim, dan masyarakat Ponorogo dalam menangani krisis lingkungan ini," ujar Hanif Faisol dalam keterangan yang diterima Liputan6.com.
Namun demikian, ia menegaskan penting dilakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
"Kejadian banjir ini harus menjadi pelajaran. Penanganan yang dilakukan sudah baik, tetapi yang terpenting adalah mencegah kejadian serupa terulang. Saya akan mengevaluasi bersama kementerian terkait, termasuk Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pekerjaan Umum, untuk memastikan langkah antisipasi lebih baik di masa depan," jelasnya.
Â
Percepat Upaya Reboisasi
Hanif juga menyoroti pentingnya pemulihan ekosistem di kawasan hulu. Menurutnya, tutupan hutan di Ponorogo dan Jawa Timur secara umum sudah cukup baik, tetapi masih terdapat kekurangan vegetasi di beberapa wilayah hulu yang menyebabkan material terbawa air hingga mendangkalkan kapasitas bendungan.
"Bupati Ponorogo telah menginstruksikan jajarannya untuk terus melakukan reboisasi di wilayah terdampak, termasuk jika lokasi tersebut berada di kawasan Perhutani," katanya.
Hanif memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk mempercepat upaya reboisasi atau penghijauan tersebut.
"Curah hujan yang tinggi dengan durasi lama menjadi tantangan serius. Ketangguhan alam kita harus diperkuat untuk mengantisipasi bencana serupa di masa depan," pungkasnya.
Advertisement
2 Orang Meninggal
Sebelumnya diberitakan, BPBD Jatim melaporkan bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur memakan dua korban meninggal. Keduanya adalah Imam Suhadak (54) dan Bagus (12), yang tewas tersengat listrik saat banjir melanda kampungnya. Korban berasal dari Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, kabupaten setempat.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono didampingi Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita serta jajaran Kepala Perangkat Daerah (PD) Pemprov Jatim meninjau langsung lokasi bencana banjir di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
"Kita turun langsung mengecek bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan dasar makanan dan pengungsian, kita juga ingin mengecek para korban yang terdampak dan kita pastikan seluruh proses evakuasi cepat dilakukan," ujar Adhy, Senin (16/12/2024).
Proses evakuasi warga terdampak ini, kata Adhy, merupakan bentuk respons cepat dari Pemprov Jatim. Ia pun mengingatkan kepada seluruh jajaran PD Pemprov Jatim yang bertanggung jawab atas kebencanaan, bahwa tidak boleh ada satu orang pun yang tidak terpenuhi kebutuhan makanannya.
"Kita siapkan dan pakai dapur umum, serta bantuan lain baik dari masyarakat, pemerintah pusat dan provinsi," katanya.
Â
Banyak Warga Tak Mau Mengungsi
Selain itu, lanjut Adhy, proses pendistribusian bantuan juga disebutnya tidak kalah penting. Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang tidak mau ke pengungsian walaupun sudah disiapkan di Pendopo Kabupaten Ponorogo.
"Tenda dan tempat pengungsian permanen juga sudah kita siapkan. Namun karena rumahnya kosong, masyarakat masih ada yang ingin menjaga asetnya di rumah. Nah, di sinilah pentingnya edukasi dan sosialisasi terkait bahaya kalau terjadi hujan lagi," ungkap Adhy.
Untuk itu, bersama Bupati Ponorogo, ia secara langsung mengajak masyarakat, utamanya yang rentan, untuk mau dievakuasi ke titik yang lebih aman. Bukan tanpa alasan, sebelumnya tercatat dua orang telah meninggal dunia akibat bencana banjir ini.
"Dan tentu kita harus fokusnya menyelamatkan dulu atau evakuasi warga yang bisa diselamatkan supaya tidak ada korban kembali. Kemudian kita harus memperbaiki penyebabnya," tegas Adhy.
Terkait penanganan sumber masalah banjir, Adhy telah menginstruksikan Dinas PU Sumber Daya Air Jatim untuk bergerak cepat memperbaiki tanggul yang jebol. Namun sayangnya, masih terkendala debit air dan curah hujan yang masih tinggi.
"Kami sudah siapkan dengan Dinas PU SDA untuk bisa menutup tanggul, tetapi hari ini belum bisa karena airnya masih tinggi. Mudah-mudahan sore ini surut batas tanggulnya terlihat, baru kita perbaiki," terangnya.
Advertisement