Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, menilai permintaan agar Hasan Nasbi mundur dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) bukanlah hal yang berlebihan.
Pernyataan itu disampaikan Ray menanggapi desakan dari salah satu pendiri Partai Gerindra yang meminta Hasan mundur dari posisinya di PCO.
Baca Juga
"Permintaan itu, saya kira, tidak berlebihan,” ujar Ray melalui pesan singkat, Kamis (3/4/2025).
Advertisement
Menurut Ray, sikap Hasan dalam menanggapi teror terhadap redaksi dan wartawati Tempo tidak mencerminkan etika komunikasi pemerintahan. Ia menilai pernyataan Hasan justru memperburuk citra pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Di tengah maraknya berbagai persoalan yang seharusnya dihadapi secara dialogis, Hasan Nasbi justru tampil dengan sikap menantang, meledek, dan seolah tidak peduli,” kata Ray.
Ray menjelaskan bahwa peran PCO seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyampaikan sikap resmi pemerintah kepada publik secara komunikatif dan merangkul. Namun, ia menilai Hasan tidak menunjukkan kapasitas tersebut.
“Ketika pemerintah sering kali mengeluarkan pernyataan yang membingungkan masyarakat, PCO seharusnya hadir untuk mengurai, bukan justru menantang atau meledek,” imbuhnya.
Terkesan Menggurui
Lebih lanjut, Ray juga mengkritik sikap Hasan dalam menanggapi pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI. Menurutnya, Hasan terkesan menggurui publik dan merendahkan pemahaman masyarakat.
“Ketua PCO seharusnya diisi oleh orang yang memahami teknis komunikasi, bukan sekadar jago debat. Hasan lebih cocok sebagai debator, bukan kepala komunikator,” tegas Ray.
Ia pun menyarankan Presiden Prabowo untuk belajar dari Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam membentuk tim juru bicara yang mampu menjalin komunikasi dengan berbagai pihak.
“Tim juru bicara Prabowo saat ini lebih banyak diisi oleh ‘jubir tempur’ daripada juru bicara publik. Karena itu yang terlihat hanya serangan, bukan penjelasan yang merangkul,” pungkasnya.
Advertisement
