Jelang Puasa Digusur PT KAI, Pedagang Parcel Stasiun Cikini Resah

Setelah kios di Stasiun Gondangdia sudah dikosongkan, kini giliran pedagang Stasiun Cikini yang hanya menunggu waktu.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 04 Jul 2013, 11:17 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2013, 11:17 WIB
pedagang-parcel-130704b.jpg
PT KAI terus melakukan penertiban pedagang di berbagai stasiun di Jabodetabek. Setelah kios di Stasiun Gondangdia sudah dikosongkan, kini giliran pedagang Stasiun Cikini yang hanya menunggu waktu.

Pedagang di Stasiun Cikini didominasi pengerajin rotan dan pembuatan parcel. Rencananya PT KAI menertibkan pedagang pada Sabtu 6 Juli mendatang. Rencana itu pun membuat pedagang resah.

Heri, salah satu pedagang mengatakan, surat perintah pengosongan itu tiba pada Jumat 28 Juni lalu. Dirinya mengaku tidak setuju dengan rencana ini.

"Nggak setuju lah kalau dipindahin. Apalagi mau Lebaran gini. Yang kaya gini kan jadi bikin kita resah," katanya saat ditemui di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2013).

Mestinya, menurut Heri, PT KAI menyediakan tempat untuk para pedagang sebagai ganti karena sudah digusur. Lebih parah lagi, tidak ada dialog sebelumnya yang dilakukan PT KAI terkait penertiban ini.

"Kalau disediakan tempat mungkin bisa. Tapi jangan sekarang lah. Tunggu habis lebaran," lanjutnya.

Sementara, Penasehat Aliansi Penggiat Usaha dan Perajin Parcel Stasiun Cikini, Buntoro mengatakan, PT KAI seharusnya memberi alternatif kepada pedagang terutama terkait penertiban ini, bukan dengan melayangkan surat secara tiba-tiba.

"Harus ada alternatif untuk kita, kita mendukung rencana positif PT KAI, tapi caranya bukan digusur mendadak, diajak dialog maunya ke mana. Sampai sekarang sudah 10 bulan sejak rencana pertama tahun 2012 lalu nggak dialog, mendadak dilayangkan surat," papar Buntoro.

Ia mengaku sudah melayangkan surat keberatan kepada PT KAI dan Kementerian BUMN pada Senin 1 Juli lalu. Tapi sampai saat ini tidak ada jawaban dari kedua instansi pemerintah itu.

"Kita diberikan waktu lah melewati Ramadan. Kita mau itu saja, setelah itu mau direlokasi di mana, mari kita bicarakan," tandas Buntoro. (Mut/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya