Kondisi puluhan ribu pengungsi yang masih bertahan di tenda-tenda darurat di Kabupaten Benermeriah dan Aceh Tengah pascagempa masih belum pulih. Di bulan Ramadan ini kebutuhan logistik mereka semakin meningkat.
Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (12/7/2013) memberitakan, puasa tahun ini menjadi cobaan berat bagi puluhan ribu warga Aceh. Pascagempa yang meluluhlantakkan Aceh Tengah dan Benermeriah, 2 Juli lalu, mereka harus berpuasa dalam keadaan yang memprihatinkan. Ribuan korban gempa masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Mereka tidur beralaskan apa saja yang ada dibawah tenda darurat yang dihuni bersama dengan para korban gempa lainnya.
Balita sampai lansia menyatu dalam tenda dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Di posko pengungsian di Desa Kute Delima, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, tempat pengungsian yang dihuni 583 jiwa ini berasal dari Desa Serempah, Desa Bah dan Kute Delima. Selain tinggal di 70 tempat pengungsian, sebagian korban gempa memilih tinggal di pekarangan rumah mereka dengan mendirikan tenda darurat.
Keterbatasan makanan membuat mereka yang berpuasa tanpa persiapan khusus. Di hari ketiga puasa mereka sahur dan berbuka dengan makanan bantuan. Meski demikian mereka tetap bersyukur masih bisa menjalankan ibadah puasa meski di tenda-tenda pengungsian.
Udara dingin di dataran tinggi Gayo bisa mencapai 14 derajat celcius di malam hari, membuat mereka makin tak nyaman. Mereka mengeluh dan mulai memperbaiki rumah mereka agar bisa secepatnya ditempati.
"Di sini (tenda pengungsian) kalau malam dingin sekali. Kami harap pemerintah bisa bantu memperbaiki rumah kami yang rusak agar bisa segera tinggal di rumah," kata Sarjani. (Sul/Adi)
Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (12/7/2013) memberitakan, puasa tahun ini menjadi cobaan berat bagi puluhan ribu warga Aceh. Pascagempa yang meluluhlantakkan Aceh Tengah dan Benermeriah, 2 Juli lalu, mereka harus berpuasa dalam keadaan yang memprihatinkan. Ribuan korban gempa masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Mereka tidur beralaskan apa saja yang ada dibawah tenda darurat yang dihuni bersama dengan para korban gempa lainnya.
Balita sampai lansia menyatu dalam tenda dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Di posko pengungsian di Desa Kute Delima, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, tempat pengungsian yang dihuni 583 jiwa ini berasal dari Desa Serempah, Desa Bah dan Kute Delima. Selain tinggal di 70 tempat pengungsian, sebagian korban gempa memilih tinggal di pekarangan rumah mereka dengan mendirikan tenda darurat.
Keterbatasan makanan membuat mereka yang berpuasa tanpa persiapan khusus. Di hari ketiga puasa mereka sahur dan berbuka dengan makanan bantuan. Meski demikian mereka tetap bersyukur masih bisa menjalankan ibadah puasa meski di tenda-tenda pengungsian.
Udara dingin di dataran tinggi Gayo bisa mencapai 14 derajat celcius di malam hari, membuat mereka makin tak nyaman. Mereka mengeluh dan mulai memperbaiki rumah mereka agar bisa secepatnya ditempati.
"Di sini (tenda pengungsian) kalau malam dingin sekali. Kami harap pemerintah bisa bantu memperbaiki rumah kami yang rusak agar bisa segera tinggal di rumah," kata Sarjani. (Sul/Adi)