Korban Mutilasi Benhil Meninggal 3 Bulan Lalu, Bukan Dibunuh

Penemuan jasad Siti Amini di rumahnya, Jalan Danau Mahalona, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat membuat geger warga.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Jul 2013, 13:25 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2013, 13:25 WIB
mutilasi-ibu130325b.jpg
Penemuan jasad Siti Amini di rumahnya, Jalan Danau Mahalona, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat membuat geger warga. Tak hanya terpotong-potong, otot tubuh Amini juga terpisah dari tulang-belulangnya. Perempuan berusia 80 tahun ini diduga telah meninggal sejak April lalu. Begitu mendapati ibunya meninggal dunia karena sakit, sang anak, Sigit (50) pun memutilasi Amini.

"Hasil pemeriksaan sementara, korban meninggal sejak bulan April," kata Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan saat ditemui di Mapolsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (14/7/2013).

"Korban diduga sudah sakit lalu meninggal. Setelah meninggal, pelaku baru memutilasi," tutur Herry.

Warga sekitar menduga Sigit mengalami gangguan jiwa. Ketua RT setempat Yusbianto menilai, Sigit mengalami gangguan jiwa karena faktor lingkungan. Di usia yang sudah cukup matang, Sigit masih sendiri. Dia juga harus merawat orangtua yang sudah tua.

"Saya sudah pernah bilang, 'Bu, sebenarnya harusnya anaknya diterapi'. Cuma namanya ibu, mana mau anaknya dibilang stres atau gila seperti itu," ujar Yusbianto.

Kerangka Amini ditemukan Sabtu malam 13 Juli kemarin oleh saudara kandung Sigit, Bambang yang baru saja kembali dari Semarang, Jawa Tengah. Kerangka kepala atau tengkorak ditemukan dalam baskom.

Sementara bagian tubuh dan kaki dimasukkan ke dalam kantong plastik. Sedangkan isi tubuh SA ditemukan di dalam kamar mandi. Penemuan kerangka itu kemudian dilaporkan ke Mapolsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat. Untuk keperluan penyelidikan, kerangka itu kemudian dikirim ke kamar jenazah RSCM. (Ndy/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya