Pimpinan Polri menginstruksikan jajaran kepolisian daerah dan kepolisian resor untuk memberdayakan anggota Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) di setiap desa.
"Babinkamtibmas di sini segera laksanakan, isi masing-masing desa, satu Babinkamtibmas satu desa," kata Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Oegroseno saat penutupan Apel Kasatwil 2013, di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/9/2013).
Namun, bila tidak mencukupi, anggota Polri akan ditempatkan sebagai anggota Babinkamtibmas. Karena itu, jajaran kepolisian dipersilakan merekrut warga desa untuk menjadi anggota polisi dan ditempatkan sebagai anggota Babinkamtibmas. "Kalau desanya terlalu jauh, silakan masyarakat cari di situ, yang penting dia minimal sehat," ungkapnya.
Yang utama untuk menjadi polisi, kata Oegroseno, moralnya dulu, baru profesionalisme dan otaknya dilatih. "Jangan dicari otaknya dulu, lalu moralnya belakangan. Kalau ada yang pincang-pincang sedikit laporkan saya, matanya agak nutup laporkan saya, saya akan rekomendasi. Dulu film Jango jalannya pincang-pincang, tapi nembak selalu kena. Saya belajar dari situ," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, mereka yang hendak menjadi anggota Babinkamtibmas harus sehat jasmani. "Kesehatannya dicek di puskesmas, kita jadikan polisi. Lalu setelah tamat kembali ke situ, setelah naik pangkat ipda atau iptu, pensiun kompol di situ, mau jadi lurah boleh, nggak apa-apa," selorohnya.
Oegroseno juga meminta setiap Kasatwil untuk tidak menempatkan anggota Babinkamtibmas dari polisi yang berasal dari kota. Sebab, bila ditugaskan ke desa, ditakutkan minta balik ke kota. "Jadi, polisi nggak boleh numpuk di kota," tegas Oegroseno. (Ado/Mut)
"Babinkamtibmas di sini segera laksanakan, isi masing-masing desa, satu Babinkamtibmas satu desa," kata Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Oegroseno saat penutupan Apel Kasatwil 2013, di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/9/2013).
Namun, bila tidak mencukupi, anggota Polri akan ditempatkan sebagai anggota Babinkamtibmas. Karena itu, jajaran kepolisian dipersilakan merekrut warga desa untuk menjadi anggota polisi dan ditempatkan sebagai anggota Babinkamtibmas. "Kalau desanya terlalu jauh, silakan masyarakat cari di situ, yang penting dia minimal sehat," ungkapnya.
Yang utama untuk menjadi polisi, kata Oegroseno, moralnya dulu, baru profesionalisme dan otaknya dilatih. "Jangan dicari otaknya dulu, lalu moralnya belakangan. Kalau ada yang pincang-pincang sedikit laporkan saya, matanya agak nutup laporkan saya, saya akan rekomendasi. Dulu film Jango jalannya pincang-pincang, tapi nembak selalu kena. Saya belajar dari situ," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, mereka yang hendak menjadi anggota Babinkamtibmas harus sehat jasmani. "Kesehatannya dicek di puskesmas, kita jadikan polisi. Lalu setelah tamat kembali ke situ, setelah naik pangkat ipda atau iptu, pensiun kompol di situ, mau jadi lurah boleh, nggak apa-apa," selorohnya.
Oegroseno juga meminta setiap Kasatwil untuk tidak menempatkan anggota Babinkamtibmas dari polisi yang berasal dari kota. Sebab, bila ditugaskan ke desa, ditakutkan minta balik ke kota. "Jadi, polisi nggak boleh numpuk di kota," tegas Oegroseno. (Ado/Mut)