Lia, bocah 11 tahun ini, masih mengais puing-puing bekas kebakaran rumahnya bersama ayahnya, seperti warga lain. Ia berharap masih menemukan perlengkapan sekolah yang mungkin terselamatkan. Namun harapan itu sepertinya sia-sia.
Ia terpaksa tidak bersekolah karena semua perlengkapan sekolahnya ludes dimakan api. Meski mengaku bersemangat, tapi apa daya kebakaran yang terjadi Senin 30 September pagi yang diduga akibat korsleting listrik itu menghanguskan rumah sederhana dan segala isinya.
Lia adalah satu dari ratusan anak yang menjadi korban kebakaran di Kampung Kandang yang tidak bisa bersekolah. Buku dan perlengkapan sekolah mereka ludes dilalap si jago merah.
Meski dapur umum, tenda, dan bantuan lain seperti pakaian sudah diberikan gratis, namun ini tidaklah cukup. Kini ribuan korban kebakaran RW 13 RT 7 hingga 9 Kampung Kandang ini terpaksa menginap di tenda darurat ala kadarnya.
Bahkan, untuk mandi mereka pun harus menumpang di kamar mandi sebuah mal di yang tak jauh dari tenda pengungsian. (Rmn/Yus)
Ia terpaksa tidak bersekolah karena semua perlengkapan sekolahnya ludes dimakan api. Meski mengaku bersemangat, tapi apa daya kebakaran yang terjadi Senin 30 September pagi yang diduga akibat korsleting listrik itu menghanguskan rumah sederhana dan segala isinya.
Lia adalah satu dari ratusan anak yang menjadi korban kebakaran di Kampung Kandang yang tidak bisa bersekolah. Buku dan perlengkapan sekolah mereka ludes dilalap si jago merah.
Meski dapur umum, tenda, dan bantuan lain seperti pakaian sudah diberikan gratis, namun ini tidaklah cukup. Kini ribuan korban kebakaran RW 13 RT 7 hingga 9 Kampung Kandang ini terpaksa menginap di tenda darurat ala kadarnya.
Bahkan, untuk mandi mereka pun harus menumpang di kamar mandi sebuah mal di yang tak jauh dari tenda pengungsian. (Rmn/Yus)