90 Unit Bus Baru Jakarta Tak Laik Beroperasi

BPPT tak akan mengizinkan bus-bus itu beroperasi bila ada kerusakan sedikit pun, seperti sensor pintu yang tak berfungsi dengan baik.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 18 Feb 2014, 19:26 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2014, 19:26 WIB
busway-transjakarta-140213b.jpg
Pengadaan bus Transjakarta dan bus sedang terdiri dari 14 paket. 6 Paket di antaranya di bawah pengawasan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Berdasarkan evaluasi, sebanyak 90 unit bus Transjakarta dan bus sedang belum laik beroperasi dari 180 unit bus. Sehingga, menurut Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BBPT Prawoto, baru 50% bus yang siap dioperasikan.

"Sisanya belum boleh jalan. Meskipun hanya ada kerusakan kecil tapi kalau membahayakan di jalan, kita belum kasih izin," kata Prawoto di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2014).

Agar dapat beroperasi, Transjakarta dan bus sedang harus melewati 2 tahapan. Yakni uji fungsi dan uji tipe. Bila kedua tahapan itu lolos dan sempurna, BPPT akan membolehkan bus-bus tersebut untuk beroperasi.

Namun, BPPT tak akan mengizinkan bus-bus itu beroperasi bila ada kerusakan sedikit pun, seperti sensor pintu yang tak berfungsi dengan baik.

Untuk memantau kondisi bus itu, kata Prawoto, ada masa perawatan selama setahun atau 100 kilometer yang dibebankan kepada pihak vendor (penyedia). BPPT bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga tengah mengevaluasi secara menyeluruh terhadap bus-bus tersebut.

BPPT berperan dalam perencanaan spesifikasi teknis bus single, medium, dan articulated, dalam rangka pengadaan bus.

"Hasil sementara, masih terdapat bus yang belum sempurna dan kualitas pekerjaannya kurang baik," ungkap Prawoto.

Untuk tahun ini, spesifikasi bus diubah berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2012 tentang dasar penentuan spesifikasi dan performance kendaraan. Yakni beban bus semula 31 ton menjadi 26 ton dan tipe tabung gas untuk bahan bakar semula tipe 2 tabung menjadi 4 tabung.

Sehingga, nantinya Bahan Bakar Gas (BBG) dapat digunakan dari pagi hingga malam. Bus pun tidak perlu menggisi BBG saat melayani penumpang seperti saat ini. (Ali/Sss)

Baca juga:

Bus Tingkat Wisata Jakarta Meluncur ke Bundaran HI
Proyek Monorel Mandek, Ahok: Nggak Sanggup, Drop Saja
Bus Tingkat Wisata Bermasalah, Ahok: Konyol Beli Mobil Kayak Gitu

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya