Liputan6.com, Depok - Satu masalah krusial yang kerap `menghantui` pengendara motor adalah tarikan gas yang tidak stabil. Cirinya, saat handle gas sedang ditarik, beberapa saat justru motor seperti akan mogok.
Laman hondacengkareng.com menulis ada enam penyebab mengapa hal ini bisa terjadi. Yaitu saringan udara tidak berfungsi, jarak renggang busi tidak tepat, setelan klep tidak sesuai, putaran stasioner kurang dari standar, kerusakan di sensor injeksi, serta kurang tekanan bahan bakar.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Barasa, mekanik Toba Motor, keenam faktor ini memang benar bisa jadi sebab tarikan gas `berebet`. Namun ada faktor utama yang jika tidak sesuai, dapat dipastikan masalah ini bisa terjadi. Faktor tersebut adalah saringan udara kotor serta klep yang kerenggangannya tidak sesuai.
Klep, atau yang juga disebut dengan valve atau katup, bertugas mengatur masuknya gas baru (klep hisap) serta keluarnya gas buang sisa pembakaran (klep buang). Ukuran payung klep hisap lebih besar dari klep buang.
"Salah satu penyebab klep ini renggang adalah karena jarang ganti oli," ujar Barasa kepada Liputan6.com, Rabu (5/10).
Kemudian saringan udara yang kotor. Saringan udara berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke ruang bakar agar tidak tercampur dengan kotoran atau debu. Dengan begitu, jika saringan ini kotor, maka udara yang masuk tercampur dengan partikel lain sehingga membuat tarikan `berebet.
Bahkan, ujar Barasa, jika hal ini didiamkan saja maka motor juga kemungkinan bisa mati mendadak. "Apalagi motor injeksi yang sensitif sekali, memang harus dirawat dengan baik," tutup Barasa.