Liputan6.com, Jakarta - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) secara resmi meluncurkan Suzuki Ertiga Diesel Hybrid, Selasa, (7/2). Hadirnya mesin Diesel yang diracik dengan Smart Hybrid Vehicle System (SHVS) by Suzuki dan Integrated Starter Generator (ISG) membuat Suzuki percaya diri. Mobilnya akan mampu bersaing di tengah pasar Low Multi Purpose Vehicle (MPV) yang semakin ramai.
Meski pasar Low MPV terbilang seksi, nyatanya para pabrikan tak banyak memberikan variasi pada mobil khususnya untuk urusan dapur pacu. Kalaupun ada ubahan paling seputar eksterior dan interior.
Usai peluncuran, sedikitnya 45 wartawan dari berbagai media nasional termasuk Liputan6.com, diajak untuk melakukan test drive. Bagaimana performa mobil ini sebenarnya?
Advertisement
Pengujian dimulai dari kawasan SCBD, Jakarta Selatan, menuju Sentul City. Kemudian lanjut menuju Bukit Pelangi, lalu mengarah ke Ciawi, dan berakhir di Rancamaya, Bogor.
Sebelum pengetesan, Head of Brand Development & Marketing Research 4W PT Suzuki Indomobil Sales, Harold Donnel‎ menyatakan, mesin Diesel Ertiga telah disesuaikan dengan standar bahan bakar di Indonesia. "‎Kami menyarankan pakai minimal centane number 51 (Pertamina Dexlite) tapi lebih baik lagi pakai centane number 53 (Pertamina Dex)," ucap Harold.
Harold menantang media peserta untuk memecahkan rekor internal Suzuki yang diterbitkan BT2MP-BBPT. Rata-rata konsumsi BBM yang Suzuki raih 22,6 km per satu liter solar.
Eksterior
Sebelum melakukan pengujian performa, ada baiknya sedikit mengulas apa saja yang berbeda dengan Ertiga Diesel Hybrid.
Secara keseluruhan, desain dari bagian luar Ertiga ini memang tak jauh berbeda. Hanya saja, ada tempelan logo Hybrid dan Zdi di bagian buritan
Memang soal desain itu urusan selera. Tapi justru bagian luar ini jadi sedikit minus, karena tidak ada panambahan aksen lain untuk sebuah mobil baru. Tentunya jika ada ubahan, maka Ertiga Diesel Hybrid bisa terlihat berbeda dibandingkan mesin bensin.
Â
Interior
Masuk ke kabin, Ertiga Diesel Hybrid ini memiliki warna kombinasi antara abu-abu dan beige. Konon, warna ini menjadikan penantang Avanza, Xenia dan Mobilio ini terlihat lebih mewah.
Namun jika digunakan sebagai mobil keluarga, tentu saja warna terang akan mudah kotor. Apalagi jika anak-anak sering diajak pergi.
Melongok dashboard, rasanya ada yang kurang. Ya, itu karena bagian head unit Ertiga Diesel Hybrid tidak ikut dirombak. Seandainya menggunakan sistem hiburan head unit double DIN dengan layar sentuh, tentu bisa lebih keren.
Kendati demikian, untuk menyiasati kekurangan itu, sistem audio Suzuki ditambahkan dua tweeter yang terletak di ujung dashboard kanan dan kiri. Kualitas suara yang dikeluarkan jadi lebih berkelas.
Selain itu, kelebihan dari varian ini yaitu adanya audio control steering. Hal ini tentu saja dapat membuat pengemudi bebas memindahkan channel yang disuka hanya dengan menggunakan jari jempol.
Salah satu pembeda pada Ertiga Diesel Hybrid ini yakni adanya pengatur suhu ruangan. Ada heater yang dapat memberikan kehangatan. Penambahan fitur ini karena para pemilik mobil memungkinan mengendarai hingga ke daerah pegunungan yang udaranya cukup dingin, sehingga heater bisa pas digunakan.
Beberapa ubahan lainnya yang ada pada bagian kabin yaitu Day Night Mirror dan Gear Shift Indicator pada odometer. Tak ketinggalan, fitur lainnya yaitu sinar lampu utama bisa disesuaikan pencahayaannya. Posisinya di sebelah kanan di dekat lingkar kemudi.
Â
Advertisement
Performa
Ternyata untuk menyalakan Ertiga Diesel Hybrid berbeda dengan lainnya. Sebab, untuk menghidupkan mesin, pengemudi harus menginjak pedal kopling, lalu memutar kontak ke posisi ON. Perlu diketahui, varian ini hanya ada dengan pilihan transmisi manual.
Di luar itu, cukup kagum dengan Ertiga Diesel Hybrid. Sebab, meski masih ada khas suara mesin Diesel, tetapi tidak terlalu keras.
Oh iya, karena Eritga Diesel Hybrid mengusung teknologi SHVS, maka salah satu fitur andalannya yaitu Idle Start-Stop seperti motor-motor masa kini. Cara kerja fitur ini cukup mudah. Saat mobil dihadang lampu merah atau macet, maka mesin mobil mati secara otomotis.
Namun ada syarat mengaktifkan fitur. Aktifkan terlebih dahulu tombol ISS dengan logo huruf A yang berdekatan dengan tombol pengatur cahaya lampu utama.
Syarat lain, pengemudi harus menggunakan seatbelt, lalu pastikan semua pintu terkunci, termasuk kap mesin. Fitur ini juga akan berfungsi jika SHVS aktif setelah berjalan 3 km/jam.
Saat macet, arahkan tuas transmisi ke posisi N (netral), lalu pedal kopling dilepas. Untuk menyalakannya kembali, cukup mudah, pengemudi hanya menginjak pedal kopling.
Adapun meski mesin mobil mati, namun basic-nya tenaga berpindah ke baterai. Alhasil sistem kelistrikan tetap menyala. Sementara untuk AC hanya blower-nya saja yang tetap ON.
Saat melaju dan menginjak pedal gas, mobil ini cukup responsif. Tarikan putaran bawah juga cukup bertenaga. Demikian saat pedal gas diinjak penuh, rasanya cukup nikmat. Raungan mesin Diesel pun tak terlalu kencang.
Bahkan saat melewati jalur tanjakan di kawasan Bukit Pelangi, Bogor, mobil tak memiliki kendala apapun. Torsi besar memudahkan segalanya.
Tak hanya itu, handling lingkar kemudi pun cukup ringan dan lincah. Padahal kondisi jalan yang dilalui cukup sempit dan berkelok-kelok.
Diketahui, performa Ertiga yang satu ini tak luput dari mesin D13A berkapasitas 1.300 cc DOHC ditambah teknologi Diesel Direct Injection System (DDiS). Dengan mesin tersebut, tenaga yang disemburkan mencapai 87,7 Tk pada 4.000 rpm dan torsi 200 Nm pada 1.750 rpm.
Adapun fitur-fitur lainnya yang ada pada mobil ini antara lain ABS, EBD, Dual SRS air bag & leveling lamp feature. Tak ketinggalan hadir pula parking sensor di empat titik dan tambahan rear defogger pada kaca belakang, sehingga mampu menghilangkan kabut.
Adapun dalam ajang adu irit bahan bakar, dengan sistem metode full-to-full, ada peserta yang berhasil menghabiskan BBM hingga 31,14 km per liter.
Â