5 Kebiasaan Berkendara yang Bikin Mobil Boros BBM

Tanpa disadari, perilaku berkendara yang tidak benar sangat berpengaruh pada konsumsi bahan bakar kendaraan. Ada baiknya menghilangkan 5 kebiasaan berikut ini.

diperbarui 24 Mei 2018, 07:52 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2018, 07:52 WIB
Ilustrasi Menyetir
Ilustrasi Menyetir (iStockPhoto)

Jakarta - Konsumsi bahan bakar, selalu jadi faktor utama yang dipertimbangkan sebelum membeli mobil. Apalagi untuk konsumen di segmen kendaraan yang harganya di bawah Rp 500 juta. Alasannya, mereka tak ingin terjebak dengan biaya operasional yang tinggi.

Anehnya, mayoritas pemilik mobil di rentang harga segitu, justru memiliki kebiasaan berkendara yang tidak hemat bahan bakar. Percuma saja punya mobil yang irit BBM (Bahan Bakar Minyak) kalau cara Anda membawanya boros.

Berikut lima kebiasaan berkendara yang wajib diubah kalau Anda ingin menghemat konsumsi bahan bakar mobil Anda.

1. Berpindah-pindah Jalur

Terjebak di kemacetan lalu-lintas memang bikin frustrasi. Masalahnya, situasi ini menjadi makanan kita sehari-hari yang tinggal di kota besar. Bolak-balik injak pedal kopling, gas dan rem secara konstan memang menyakitkan.

Makanya Anda pasti tergoda pindah jalur dengan harapan memotong antrean. Namun kenyataannya, Anda memutar lingkar kemudi dan berpindah ke jalur yang sepertinya lebih lancar, hanya untuk kembali berhenti di antrean lain.

Sementara itu, jalur tempat Anda berada sebelumnya mulai melaju meninggalkan Anda, menambah emosi.

Percayalah, berpindah-pindah jalur hanya memberi ilusi seolah Anda lebih cepat. Padahal kenyataannya, Anda sedang membakar lebih banyak BBM. Sekaligus mengeluarkan usaha lebih dan hanya memangkas waktu tempuh sangat sedikit, bahkan cenderung tidak sama sekali.

2. Ngebut Selepas Lampu Merah

Di jalan tol, mungkin Anda bisa ngebut. Karena di beberapa jalan tol kecepatan minimal yang diperbolehkan 60 kpj saja. Tapi di jalan perkotaan, Anda pasti berjalan jauh lebih perlahan. Ini tentu saja menggoda Anda untuk menginjak pedal gas dalam-dalam jika ada kesempatan.

Biasanya, ini terjadi kalau Anda ada di antrean pertama saat berhenti di lampu merah. Apalagi kalau knalpot mobil Anda bok mobil balap. Anda tunggu lampu berubah jadi hijau dan seketika Anda berubah menjadi Michael Schumacher.

Ditambah lagi, banyak pengendara sepeda motor di depan Anda yang seketika itu pula berubah menjadi Valentino Rossi.

Memang asyik mendengarkan mesin dan knalpot meraung lepas sambil menikmati performa mobil Anda. Tapi kebiasaan ini jelas boros BBM.

Lebih penting lagi, berbahaya! Masalahnya, masih banyak motoris di Indonesia yang belum pandai berkendara atau malahan sengaja mengabaikan aturan lalu-lintas. Berkendara dengan santai dan rileks, memberi waktu yang cukup bagi Anda untuk bereaksi terhadap kejadian di depan.

3. Mengangkut Penumpang Melebihi Kapasitas

Tidak jarang MPV (Multi Purpose Vehicle) 7-seater digunakan untuk membawa 9-10 penumpang sekalipun. Biasanya mobil jenis ini dimodifikasi khusus oleh pemiliknya, ditujukan sebagai kendaraan angkutan umum atau omprengan. Belum lagi barang bawaan yang diikat di atap. Semakin berat beban yang harus ditanggung mesin, semakin haus mesin minum bahan bakar.

4. Tekanan Angin Ban Kurang

Faktanya, banyak jalanan di Indonesia yang kurang mulus, bahkan cenderung berlubang. Jadi kinerja ban jauh lebih berat dibanding kalau jalanan mulus.

Dikombinasikan dengan friksi yang dialami ban saat berkendara, tekanan angin di dalam ban bisa berkurang. Ban yang tekanan anginnya kurang, memberi efek negatif pada kenyamanan, kemudi dan pastinya konsumsi BBM.

Perhatikan dan jaga tekanan angin di tiap ban selalu sesuai dengan rekomendasi manufaktur. Hampir setiap pompa bensin, saat ini melengkapi dengan stasiun pengisian angin ataupun nitrogen. Cek tekanan angin setiap ban setiap minggu.

5. Tidak Mengikuti Jadwal Servis Rutin

Tak mengindahkan jadwal perawatan berkala itu mengundang masalah. Memeriksa, mengganti atau menyetel ulang komponen mobil Anda di waktu yang tepat, sama pentingnya dengan mengisi bensin.

Mobil memiliki banyak komponen bergerak yang seiring dengan pemakaian bisa aus. Bila terus digunakan dapat mengurangi efisiensi bahan bakar.

Tak cuma itu, komponen ataupun suku cadang mobil itu saling terhubung. Kalau sudah habis usia pakai atau rusak, bisa merembet ke suku cadang yang lain. Paling tidak, pastikan ganti oli, saringan oli, bersihkan saringan udara, mengisi air aki secara rutin kalau ingin kendaraan Anda dalam kondisi fit. 

Penulis: Rizki Satria

Sumber: OTO.com

Baca Juga: Ragam Low MPV Varian Termurah, Pilih Mana?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya