Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan penjualan mobil perseroan hingga Maret 2025. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), total penjualan mobil domestik secara keseluruhan untuk periode Januari–Maret 2025 mencapai 205.160 unit. Penjualan ini turun 4,6 persen dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 215.069 unit.
Dari total penjualan periode Januari–Maret 2025 itu, Astra berkontribusi sebanyak 110.812 unit. Penjualan mobil Astra pada Januari–Maret 2025 turun 7,4 persen dari 119.662 unit yang berhasil dijual pada Januari–Maret 2024. Market share Astra terhadap total penjualan mobil pada periode tersebut adalah 54 persen.
Baca Juga
“Pangsa pasar mobil Astra hingga Maret 2025 berada di angka 54%. Di tengah dinamika pasar otomotif nasional, Astra senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pilihan kendaraan yang relevan dengan kebutuhan pelanggan di berbagai segmen,” ujar Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto dalam keterangan resmi, Rabu (16/4/2025).
Advertisement
Dari sisi produknya, Toyota dan Lexus terjual sebanyak 69.296 unit untuk periode Januari–Maret 2025. Kemudian Daihatsu 34.999 unit, Isuzu 5.911 unit, UD Trucks 606 unit, serta Peugeot 0 unit.
Sementara untuk Maret 2025 saja, penjualan mobil domestik tercatat sebanyak 70.882 unit. Penjualan itu turun 5,1 persen dibandingkan penjualan mobil pada Maret 2024 yang tercatat sebanyak 74.724 unit.
Pada Maret 2025, penjualan mobil Astra tercatat sebanyak 37.735 unit, turun 6,7 persen dibanding penjualan pada Maret 2024 yang tercatat sebanyak 40.438 unit. Market share penjualan Astra pada Maret 2025 tercatat sebesar 53 persen.
Dari sisi produknya, Toyota dan Lexus terjual sebanyak 22.658 unit pada Maret 2025. Kemudian Daihatsu 13.507 unit, Isuzu 1.802 unit, UD Trucks 218 unit, serta Peugeot 0 unit.
Penjualan LCGC
Total penjualan LCGC nasional periode Januari–Maret 2025 mencapai 41.140 unit, turun 17,8 persen dari 50.055 unit yang berhasil terjual pada Januari–Maret tahun lalu.
Adapun penjualan produk Astra LCGC pada periode Januari–Maret 2025 tercatat sebanyak 28.294 unit. Angka ini turun 22,3 persen dari produk Astra LCGC yang berhasil terjual pada Januari–Maret 2024 sebanyak 36.405 unit.
Dengan raihan ini, market share Astra LCGC tercatat sebesar 69 persen. Pada Maret 2025 saja, penjualan LCGC nasional tercatat sebanyak 12.957 unit, turun 23,0 persen dari 16.840 unit yang berhasil terjual pada Maret 2024.
Penjualan produk Astra LCGC pada Maret 2025 tercatat sebanyak 9.278 unit. Angka ini turun 23,1 persen dari produk Astra LCGC yang berhasil terjual pada Maret 2024 sebanyak 12.070 unit. Dengan raihan ini, market share Astra LCGC pada Maret 2025 tercatat sebesar 72 persen.
Advertisement
Astra International Usul Tebar Dividen Final Rp 308 per Saham
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mengusulkan pembagian dividen final Rp 308 per saham untuk tahun buku 2024. Hal itu akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Mei 2025.
Perseroan sebelumnya juga telah menetapkan pembagian dividen interim sebesar Rp 98 per saham pada Oktober 2024. Dengan demikian, total dividen yang diusulkan untuk 2024 menjadi Rp 406 per saham dengan rasio pembayaran dividen sebesar 48 persen. Dividen 2023 yang dibagikan sebesar Rp 519 per saham.
"Rasio pembayaran dividen ini mencerminkan kembalinya persentase rasio pembayaran dividen ke tingkat yang konsisten dengan rasio sebelum distribusi dividen yang lebih tinggi pada 2022 dan 2023,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi Astra, ditulis Jumat (28/2/2025).
PT Astra International Tbk membukukan pendapatan bersih 2024 sebesar Rp 330,9 triliun, naik 5 persen dibandingkan tahun lalu. Laba bersih grup tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi grup di GoTo dan Hermina mencapai Rp 34,2 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar pada GoTo dan Hermina, laba bersih grup juga sedikit meningkat menjadi sebesar Rp 34,1 triliun,” demikian seperti dikutip.
Nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2024 sebesar Rp5.265 meningkat 7% dibandingkan pada 31 Desember 2023. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, sebesar Rp8,0 triliun pada 31 Desember 2024, dibandingkan dengan Rp29 miliar pada 31 Desember 2023, mencerminkan arus kas operasional yang kuat yang melebihi dari penurunan belanja modal, investasi, dan pembayaran dividen tahun tersebut.
Utang bersih anak perusahaan Grup di divisi jasa keuangan meningkat menjadi Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024, dari Rp52,2 triliun pada akhir tahun 2023, didorong oleh pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen Grup.
Kontribusi Kinerja
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro menuturkan, grup mencatatkan laba bersih yang solid pada 2024, dengan resiliensi kinerja dari portofolio yang terdiversifikasi, meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah.
Kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, yang sebagian diimbangi oleh dampak penurunan penjualan mobil dan harga batu bara yang lebih rendah.
"Ke depan, kami optimistis dengan prospek pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Dengan didukung oleh neraca keuangan yang solid, Grup berada dalam posisi yang kuat dalam menavigasi ketidakpastian jangka pendek dan melakukan investasi dalam memperkuat bisnis inti kami serta menjajaki peluang-peluang baru guna mendorong pertumbuhan jangka menengah dan panjang,” ujar dia.
Advertisement
