Liputan6.com, London- Emission Analytics yang berbasis di Inggris telah melakukan penelitian tentang sistem ventilasi yang berfungsi untuk membuang polusi yang bisa menyebabkan serangan asma dan persoalan kesehatan lainny.
Seperti diberitakan The Times, Emission Analytics meneliti 11 model mobil di Inggris. Di antaranya, VW Polo, Ford Fiesta, Mercedes E-Class, dan Toyota C-HR serta Jaguar E-Pace.
Advertisement
Baca Juga
Hasilnya mengejutkan. Toyota C-HR menempati urutan pertama mobil dengan sistem ventilasi buruk. Toyota C-HR hanya mampu menghilangkan 1 persen partikel polusi, sementara VW Polo hanya 35 persen.
Sedangkan Mercedes-Benz E-Class hanya mampu menghilangkan 90 persen partikel polusi, bahkan dalam kondisi macet. Sementara Jaguar E-Pace 43 persen.
"Pengendara bisa terpapar polusi tinggi sedangkan dirinya justru percaya akan terlindungi oleh sistem penyaringan udara dan ventilasi," ujar Chief executive of Emission Analytics, Nick Molden.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Polusi berasal dari knalpot kendaraan lain dan disertai dengan partikel beracun dengan ukuran jutaan milimeter, sehingga membuat meereka cukup untuk masuk ke darah melalui paru-paru.
Emission Analytics menemukan hingga 57.000 CC partikel pada beberapa sampel udara di tepi jalan. Orang menghirup 500 cc udara per nafas.
Molden menemukan bahwa climate control pada sistem AC Toyota C-HR tidak banyak melindungi pengendara dan penumpangnya. Sistem tersebut hanya mampu menghilangkan partikel 1 persen saja.
Molden menambahkan, kunci persoalan ini adalah tak ada standar yang ditetapkan oleh pemerintah tentang sistem penyaringan udara.
"Ini adalah data kecil untuk memberi tahu konsumen. Jadi, jika kamu memiliki anak-anak dengan asma atau kondisi lain, kamu tidak bisa mengetahui apakah mobil yang kamu beli bisa melindungi mereka," papar Molden.
Sebagian besan mobil, memungkinkan untuk mencegah masuknya polusi menggunakan resirkulasi untuk memblokir udara masuk. Namun, Emission Analytic juga menemukan bahwa penyebab meningkatnya CO2 juga dihasilkan oleh nafas pengemudi sendiri, hingga mencapai enam kali normal.
"Risiko ini membuat pengemudi mengantuk dan kecelakaan," ujar Molden.
Sementara Toyota Inggris, James Clark mengatakan akan meninjau hal ini. "Kami tak menyadari hal ini. Kami butuh untuk meninjau kembali dan mengetahui penemuan ini, kami sangat kaget," katanya.
Sumber: Otosia.com
Advertisement