Liputan6.com, Jakarta - Motor model retro atau klasik memiliki penggemarnya tersendiri di Indonesia. Meski bertampang jadul dan harganya tergolong tinggi, namun pasarnya tetap tumbuh hingga saat ini.
Biasanya, bagi yang berminat memiliki motor bergaya klasik, harus melakukan modifikasi atau kustom dari motor yang ada.
Tapi saat ini, banyak pabrikan yang berlomba-lomba untuk menjual motor bergaya klasik, dan yang terbaru adalah PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) yang meluncurkan XSR 155.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, motor bergaya retro ini dikuasai oleh PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), dengan model andalannya W175.
Tidak hanya merek Jepang, jenama asal Italia yang sudah diproduksi di Cina, yaitu Benelli juga mencoba peruntungan di pasar motor retro, dengan menghadirkan Motobi 200 EVO dan Motobi 152.
Versi motor gede (moge), PT Astra Honda Motor (AHM) mencoba menggoda konsumen dengan Rebel, yang dijual dengan harga yang cukup mahal, sebesar Rp169,2 juta.
Berbicara harga, Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, untuk Kawasaki W175 standar dijual Rp30,8 juta, special edition Rp32,3 juta, TR Rp29,9 juta, dan TR SE Rp32,3 juta. Sedangkan Yamaha XSR155 dibanderol Rp32,3 juta.
Terakhir, Benelli membanderol Motobi152 Rp19,8 juta, dan Motobi 200 Evo Rp32 jutaan.
Selain pabrikan yang disebutkan di atas, ada juga Viar Vintech 200 yang diharga Rp 22 juta, dan juga Cleveland Ace yang dibanderol Rp52,9 juta sampai Rp54,5 juta.
Kwarto, Komunitas Wartawan Pembesut Motor Retro
Demi melestarikan serta menjaga eksistensi motor lawas, sejumlah jurnalis bidang otomotif secara resmi mendirikan komunitas Kumpulan Wartawan Motor Retro (Kwatro). Deklarasi Kwatro dilangsungkan akhir pekan lalu di Curug Pangeran, Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat.
Pendeklarasian ini dihadiri oleh delapan orang wartawan dari berbagai media yang memiliki kesamaan hobi dalam merawat serta menikmati motor lansiran di bawah 2005 dan berteknologi karburator.
Kendati tidak lagi diproduksi dan persoalan sulinya mendapatkan suku cadang, namun sensasi dalam merawat motor retro agar terus dapat ditunggangi menjadi suatu kepuasan tersendiri.
Apalagi saat berburu onderdil dan aksesoris yang juga terbilang langka. Tidak itu saja, kerinduan akan kenangan masa lalu juga menjadi awal terbentuknya Kwatro.
"Visi Kwatro menjadi wadah para wartawan yang memiliki kesamaan hobi yaitu merawat dan menikmati motor retro. Sedang misinya adalah menyambangi tempat wisata dengan mengendarai motor retro yang dimiliki." ucap Tigor Qristovani Sihombing yang didaulat menjadi Ketua Kwatro .
Deklarasi Kwatro diawali dengan riding bersama sejauh 70 KM menuju Curug Pangeran, Gunung Bunder, Bogor pada Jumat malam (24/01/2020). Sejumlah motor retro seperti, Yamaha RX King Cobra 1990, Yamaha F1ZR 2001 dan 2002, Honda C70 1971, Honda CG110 1983, Honda Grand 1993, Vespa PTS 1980 dan Vespa PS Strada 1986 meramaikan touring perdana ini.
Advertisement