Bisnis BMW Indonesia Masih Aman dari Covid-19

Wabah Covid-19 berpengaruh terhadap dunia otomotif. Beragam pabrik kelas dunia seperti Hyundai, Lamborghini, dan Ducati menghentikan produksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2020, 16:00 WIB
All New BMW X5
all new bmw x5 (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Wabah Covid-19 berpengaruh terhadap dunia otomotif. Beragam pabrik kelas dunia seperti Hyundai, Lamborghini, dan Ducati menghentikan produksi.

Untungnya, BMW Group Indonesia masih aman dari Covid-19, baik penjualan maupun pasokan unit. Hal itu diungkapkan langsung oleh Bayu Rianto, Vice President Sales BMW Group Indonesia.

"Untuk sementara ini masih aman dan jangan sampai ya. Semoga imun kita terus baik dan tidak terjangkit virus corona," ujar Bayu saat ditemui tim Otosia dalam acara BMW Exhibition at Plaza Senayan 2020.

"BMW Group secara global juga masih aman, baik di sisi penjualan maupun produksi. Tapi memang kalau di Cina sangat terasa, penjualan menurun pasti," tambahnya.

Sebelumnya, seorang karyawan BMW di Jerman dinyatakan positif terjangkit Covid-19 pada awal Maret 2020 lalu. Akibatnya, 150 orang yang berada di R&D Center BMW harus dikarantina selama 14 hari.

Pihak BMW juga mengatakan bahwa pabrik mereka kini didesinfeksi. Meski begitu, BMW masih akan melanjutkan operasi tanpa memberlakukan batasan.

Sumber: Otosia.com

Kendaraan Nirsopir Jadi Penyelamat di Tengah Wabah Covid-19

Covid-19 yang kini sedang marak di berbagai negara bisa dikatakan menghambat aktivitas. Misalkan saja seorang perempuan di Cina memanfaatkan RC untuk membeli keperluan sehari-hari. Bahkan, di Cina sudah ada kendaraan nirsopir untuk mengantar barang.

Kendaraan yang biasa mengantar obat, makanan, hingga berbagai barang ke seluruh penjuru kota itu kini tengah ramai pesanan. Melansir The Sun, pabrikan berbasis di Bejing, Neolix, merupakan produsen kendaraan kecil tanpa sopir itu.

 

Pendiri perusahaan, Yu Enyuan mengatakan bahwa layanan kendaraan nirsopir itu dipesan lebih dari 200 kendaraan selama 2 bulan terakhir. Padahal, pabrikannya hanya memproduksi 125 unit sejak Mei 2019 lalu.

"Orang-orang menyadari bahwa kendaraan seperti itu bisa menyelesaikan sesuatu yang berisiko tinggi untuk dilakukan oleh manusia secaara langsung," kata Yu Enyuan kepada Bloomberg.

Selain itu, kendaraan itu juga dipakai untuk mensterilkan jalanan yang seolah diabaikan. Sebelumnya, penggunaan kendaraan tanpa sopir dibatasi di Cina. Tapi aturan tersebut dilonggarkan sejak wabah Covid-19 merebak. "Industri telah memasuki fase ekspansi yang sangat cepat karena virus," tambahnya. Dia berharap produksinya bisa meningkat menjadi 1.000 unit.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya