Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada implementasi arah kebijakan industri otomotif nasional yang mulai akan bergerak menuju sektor mobil listrik (Electric Vehicle), utamanya pada rencana investasi pelaku usaha otomotif global yang akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industri mobil listrik.
Pengembangan sektor otomotif nasional ke arah mobil listrik merupakan salah satu agenda utama kebijakan industri nasional, utamanya dalam hal perubahan struktur produksi ke arah produk yang memiliki kandungan teknologi tinggi.
Advertisement
Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, percaya akan kedatangannya era Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
" Itu (LCEV) bukan isu 1-2 merek saja, tapi kecenderungan dunia. Karena ketergantungan kita ke fossil fuel pasti suatu saat akan hilang dan beralih," ungkap Warih saat webinar Indonesia Development Forum 2021 bertema Prospek Pemulihan Ekonomi Sektor Industri Otomotif Nasional', hari ini (14/10).
Menurut Warih, era LCEV adalah keniscayaan, bukan saja hanya untuk domestik, melainkan sisi ekspornya juga. " Karena kita based on domestic demand, economic skill akan dibangun berdasarkan domestic demand. Tapi vehicle kita juga harus perhatikan ekspor seperti apa nantinya, importir country kita maunya seperti apa," sambungnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Regulasi Pemerintah
Warih mengaku siap menyediakan segala jenis LCEV milik Toyota, mulai dari hybrid, hybrid plug-in, battery electric, hingga fuel cell. Namun, pihaknya menegaskan pemerintah memegang peranan penting untuk keberlangsungan LCEV.
" Industri itu selalu melakukan tindakan berdasarkan regulasi pemerintah. Karena industri otomotif itu jangka panjang. Apa yang kita lakukan sekarang akan berdampak 3 sampai 5 tahun ke depan. Tidak bisa gonta-ganti. Kita berharap ke depan industri kita akan inline dengan government regulation," pungkas Warih.
Advertisement