Royal Enfield Meteor 350 Dilengkapi Sistem Navigasi

Royal Enfield Meteor 350 belum lama ini resmi diluncurkan. Model terbaru Royal Enfield ini ternyata telah dilengkapi fitur navigasi untuk mendukung kebutuhan pengendara.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2020, 18:09 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 18:09 WIB
Royal Enfield
Ilustrasi sistem navigasi Tripper Royal Enfield. (MotoSaigon)

Liputan6.com, Jakarta - Royal Enfield Meteor 350 belum lama ini resmi diluncurkan. Model terbaru Royal Enfield ini ternyata telah dilengkapi fitur navigasi untuk mendukung kebutuhan pengendara. 

Menariknya, fitur ini ternyata juga bisa diadopsi oleh model lain seperti Royal Enfield Classic 350.  

Untuk diketahui, keberadaan fitur ini tak terintegrasi dengan panel meter analog-digital yang menjadi bawaan semula si kuda besi. Pasalnya, bagian ini sudah dipenuhi ragam informasi fundamental.

Terutama pada bagian digital lantaran sudah berisikan data perjalanan, indikator BBM, transmisi, suhu mesin, penunjuk waktu (jam), hingga panduan berkendara irit (Eco Indicator).

Sebagai solusi, maka dipasangkanlah sebuah indikator tambahan di sisi panel instrumen utama. Sama-sama berbentuk bundar dan berhiaskan kromium Tapi berukuran lebih kecil dan bedanya sudah memakai TFT.

Layar inilah yang kemudian menjadi penampang untuk fitur Royal Enfield Meteor 350 bernama tripper navigation. Dari situ, pengendara bakal mendapatkan panduan tujuan secara intuitif.

Ya, apalagi kalau bukan tanda arah berupa panah yang jamak disebut navigasi turn by turn. Dari situ pula Anda dapat mendapatkan pemberitahuan, soal berapa jauh lagi jarak Anda untuk berbelok ke titik selanjutnya.

Meski begitu, pengendara mesti menghubungkan terlebih dulu smartphone dengan aplikasi kepunyaan Royal Enfield. Agar dapat terhubung, umumnya terdapat perangkat tambahan seperti CCU layaknya pada All New Yamaha NMax maupun All New Yamaha Aerox 155 Connected.

Hanya saja, pembeli Maxi Yamaha tak punya pendamping untuk menemukan titik tujuannya. Walau demikian, fitur konektivitas kedua produk buatan Yamaba Indonesia punya menu lebih variatif.

Sebutlah penyajian berupa indikator panggilan telepon, pesan atau email dari panel meter yang tak dipunyai Royal Enfield. Tak komplet, namun sangat fungsional.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Nilai Tambah

Navigasi tersebut jelas sangat membantu pengendara ketika berkendara ke destinasi-destinasi anyar. Tentu bakal lebih informatif lagi ketika penunggang Meteor menyematkan intercomm pada helm agar mendapatkan informasi tambahan via suara.

Menariknya lagi, tak cuma ada di Meteor 350 saja. Kelengkapan demikian juga dapat diinstalasi produk lainnya yaitu Royal Enfield Classic 350 terbaru.

Menurut pemberitaan Motosaigon, pemilik Classic 350 generasi terkini dapat melakukan instalasi di jaringan diler Royal Enfield.

Artinya, bakal menjadi nilai tambah bagi pembeli motor-motor tersebut. Apalagi terdapat pengembangan signifikan, baik pada Classic 350 maupun Meteor 350. Sesuai trah para pendahulunya, tema klasik tetap dipertahankan.

Sebagai contoh Meteor 350. Didaulat sebagai substitusi seri Thunderbird yang sudah diproduksi sejak 2002. Unit itu sejatinya sudah disuntik mati pada November 2019 oleh pabrikan karena tidak memenuhi persyaratan regulasi emisi BS6.

 

Jagoan Baru Royal Enfield Meteor 350

Royal Enfield Meteor tampil dengan lampu bulat, tangki lebih besar dari Thunderbird, dengan desain setang khas cruiser -mendukung pengendaraan jarak jauh. Sisi modern ditunagkan lewat penerangan headlamp berteknologi LED. Lengkap dengan dengan imbuhan Daytime Running Light (DRL). Stoplamp juga sudah LED.

Joknya dibuat bertingkat, membuat pengemudi dan pembonceng lebih nyaman. Meteor 350 masih mempertahankan kesan klasik dengan suspensi depan teleskopik dan peredam kejut belakang ganda.

Sistem pengereman depan dan belakang sudah menggunakan cakram. Untuk menambah keamanan, teknologi ABS dual channel juga menjadi piranti standar. Sementara rodanya diberi pelek alloy 17 inci, terbungkus ban tubeless.

Meteor 350 didukung mesin 350 cc, silinder tunggal, berpendingin udara. Sudah pasti dirinya memenuhi regulasi emisi yang berlaku di India yakni BS6.

Jantung mekanik digendong mampu menghasilkan tenaga sebesar 20,5 Hp dan torsi 27 Nm (klaim). Ini lebih besar 1 Hp dan 1 Nm dari mesin silinder tunggal BS6 346 cc yang digunakan lini Royal Enfield saat ini. 

Sumber: Oto.com

Infografis 4 Ciri Kelelahan Akibat Covid-19

Infografis 4 Ciri Kelelahan Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Ciri Kelelahan Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya