Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang cukup positif. Bahkan, pada Agustus 2022, penjualan ritel (diler ke konsumen) naik 13 persen dan wholesale (pabrik ke diler) terkerek 12,4 persen.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil terlaris pada Agustus 2022, diraih oleh Toyota Avanza dengan wholesale sebanyak 7.030 unit. Angka tersebut, bahkan turun 6,7 persen dibanding bulan lalu, yang mencapai 7.542 unit.
Baca Juga
Model terlaris kedua, adalah Mitsubsihi Xpander dengan pengiriman sebanyak 5.212 unit. Penjualan small MPV dari pabrikan berlambang tiga berlian ini, meningkat hampir dua kali lipat dibanding Juli 2022, yang hanya 2.796 unit.
Advertisement
Sedangkan posisi ketiga, ada Toyota Calya dengan penjualan sebanyak 4.855 unit. Honda Brio yang biasanya menjadi model paling laris di indonesia, harus puas di posisi keempat dengan penjualan sebanyak 4.596 unit.
Daihatsu Sigra ada di posisi lima dengan penjualan sebanyak 4.374 unit, naik tipis dibanding bulan sebelumnya sebesar 4.315 unit.
Cukup menajdi kejutan, pendatang baru di segmen LMPV, Hyundai Stargazer sudah merangsek naik ke 10 besar, dengan penjualan sebanyak 3.955 unit. Sedangkan Toyota Kijang Innova ada di posisi ketujuh dengan penjualan sebanyak 3.949 unit.
Toyota Raize berada di posisi delapan, dengan penjualan sebanyak 3.584 unit, Honda HR-V 3.434 unit di posisi kesembilan, dan Toyota Rush melengkapi jajaran 10 besar mobil terlaris di Indonesia dengan penjualan sebanyak 2.929 unit.
Â
Â
Harga BBM Naik, Gaikindo Tetap Optimistis Penjualan Mobil Tembus 900 Ribu Unit Selama 2022
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, seperti Pertalite, Pertamax, dan Solar diprediksi tidak akan memengaruhi penjualan mobil di Indonesia. Keyakinan tersebut, berdasarkan pengalaman dari kenaikan bahan bakar sebelumnya yang sudah terjadi di Indonesia.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan berdasarkan data historical, kenaikan BBM tidak berdampak terhadap penjualan otomotif di Tanah Air.
Seperti pada 2003, pemerintah juga menaikan harga harga BBM. Begitu juga pada 2004 dan 2005. Tapi pasar otomotif justruk naik dari 300 ribuan unit ke 400 ribuan unit dan 500 ribuan unit. Kemudian pada 2013, harga BBM juga naik. Tapi pertumbuhan ekonomi nasional saat itu juga bagus 6,2 persen. Alhasil, penjualan otomotif pada 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012.
"Dari historical itu, penjualan otomotif tidak berdampak akibat kenaikan BBM tahun ini. Apalagi pertumbuhan ekonomi nasional masih di atas 5 persen," ujar Kukuh di acara Ngobrol Virtual Santai (Ngovsan) yang diadakan oleh Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Kamis (15/9/2022).
Terkait penjualan mobil hingga Agustus 2022, berdasarkan data Gaikindo, sepanjang 8 bulan pertama tahun ini, penjualan retail tembus 637.040 unit atau naik 20,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yang hanya 527.707 unit.
Sementara itu, penjualan wholesales untuk periode yang sama, sebesar 658.232 unit atau naik 21,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 543.424 unit.
Advertisement