Pensiun dari MotoGP, Bagaimana Nasib Motor Prototipe Suzuki GSX-RR?

Setelah tidak lagi aktif di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut, Livio Suppo, petinggi Suzuki Ecstar mengungkapkan rencana apa yang akan mereka lakukan untuk motor balap dan spare part yang tersisa.

oleh Fahmi Rizki diperbarui 17 Nov 2022, 14:09 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2022, 14:05 WIB
Joan Mir dan Alex Rins
Suzuki Ecstar berterima kasih atas kelancaran balapan MotoGP Mandalika 2022 yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/3/2022). (AFP/Bay Ismoyo)

Liputan6.com, Jakarta - Suzuki akhirnya resmi mundur dari panggung MotoGP pasca Grand Prix terakhir yang berlangsung di Valencia, Spanyol, 6 November 2022.

Setelah tidak lagi aktif di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut, Livio Suppo, petinggi Suzuki Ecstar mengungkapkan rencana apa yang akan mereka lakukan untuk motor balap dan spare part yang tersisa.

Dilansir dari Visordown, Livio Suppo, menjelaskan bahwa nantinya akan ada beberapa motor dan mesin yang disimpan di beberapa museum. Sisanya, mereka mengatakan akan menghancurkannya.

"Beberapa dari motor ini akan berakhir di beberapa museum, yang lain akan dihancurkan bersama dengan suku cadangnya. Semua pabrikan Jepang melakukannya karena alasan pajak, kalau mereka tidak melakukannya maka pajak yang dikenakan akan terus aktif dan Suzuki harus terus membayarnya. Lantaran tidak dapat digunakan lagi, mereka memilih untuk selalu menghancurkan sisanya," jelas Livio Suppo.

Pembalap Suzuki Ecstar yang menutup musim ini dengan meraih podium pertama pada MotoGP Valencia, Alex Rins, sudah meminta kepada Suzuki untuk dapat memiliki mesin motor yang ia gunakan sepanjang musim ini. Namun, hal tersebut rupanya belum mendapat atensi dari management.

"Saya sudah memintanya, tetapi mereka sudah memberi tahu saya bahwa ini harus membayarnya. Jika saya memiliki kesempatan, ya (saya akan membelinya)," imbuh Alex Rins.

Museum Sejarah Suzuki yang terletak di Hamamatsu, Jepang, akan menjadi tempat peristirahatan terakhir untuk motor yang telah merajai kompetisi ini pada 2020 lalu.

Tidak hanya itu, mesin dan beberapa spare part yang dianggap penting juga akan menghiasi koleksi museum tersebut.

Alex Rins Terharu Beri Kado Perpisahan yang Indah bagi Suzuki di MotoGP

Alex Rins menutup musim balapan MotoGP 2022 dengan hasil memukau. Pembalap asal Spanyol itu sukses memberikan kado perpisahan yang indah bagi tim Suzuki pada seri terakhir di Ricardo Tormo, Valencia. 

Pada balapan yang berlangsung Minggu (6/11/2022) itu, Rins sesaat mengalihkan perhatian para pencinta MotoGP dari perebutan gelar juara dunia antara Francesco Bagnaia dan Fabio Quatararo dengan berhasil finis di posisi pertama. Rins memenangkan balapan dengan catatan waktu 0:41:22:250 detik. 

Di belakangnya menyusul pembalap KTM, Brad Binder, diikuti Jorge Martin dari Ducati di urutan ketiga.

Kemenangan Rins memang tidak banyak mengubah peta klasemen akhir MotoGP 2022. Posisi pertama tetap dikuasai oleh Francesco Bagnaia yang berhasil finis di posisi kesembilan pada balapan kemarin. Hasil itu sudah cukup bagi pembalap Italia itu untuk menjadi juara dunia dengan koleksi 265 poin.

Sementara posisi kedua tetap ditempati oleh Fabio Quartararo dengan 248 poin setelah finis di urutan keempat. Sedanghkan  Alex Rins harus puas menutup musim di posisi ketujuh dengan 173 poin. 

Meski demikian, Rins tetap terharu menyambut kemenangan di Ricardo Tormo. Dia akhirnya mampu memberikan kado perpisahan terindah bagi timnya Suzuki. Seperti diketahui, pabrikan asal Jepang tersebut tidak akan tampil lagi di balapan MotoGP pada musim depan akibat masalah keuangan.  

Rins sendiri akan bergabung dengan LCR Honda dengan durasi kontrak hingga 2024 mendatang. 

"Sudah jelas, saya sangat senang. Sepanjang akhir pekan, saya telah mencoba menahan emosi saya. Akhirnya...Saya telah mencoba untuk berkonsentrasi, membuat kualifikasi yang baik, dan kami memulai dari posisi kelima," kata Alex Rins usai balapan seperti dilansir dari Motosan, Senin (7/11/2022). 

"Tapi ada momen ketika dua menit tersisa sebelum mekanik meninggalkan grid, di mana saya mulai menangis seperti kue mangkuk. Sampai-sampai saya mengatakan, konsentrasilah bahwa Anda masih punya perlombaan untuk dilakukan," ujar pembalap berusia 26 tahun itu menambahkan. 

Infografis Mengakhiri Perang dan Kolaborasi Selamatkan Dunia di KTT G20
Infografis Mengakhiri Perang dan Kolaborasi Selamatkan Dunia di KTT G20 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya