Liputan6.com, Jakarta - Program konversi motor listrik terus didorong oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, peminat dari program yang menjadi salah satu pendukung peralihan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB) ini masih sangat sedikit.
Padahal, konversi motor listrik ini sudah mendapatkan subsidi Rp 7 juta, yang diharapkan mampu menstimulus minat masyarakat untuk mengubah roda dua mesin bakarnya menjadi tenaga baterai.
Agus Tjahajana, Staf Khusus Kementerian ESDM mengatakan, memang untuk mencoba motor listrik jangan melupakan spesifikasi. Sebagai contoh, ketika yang biasa menggunakan roda dua berkapasitas 110cc harus mencoba motor listrik dengan motor berkapasitas 800cc atau 1.000cc.
Advertisement
"Kalau coba dibandingkan 800 watt, orang tidak akan mau menggunakan motor listrik. Harus lari ke 2.000 watt, agar torsinya terpenuhi," jelas Agus, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, lanjut Agus untuk untuk aspek keamanan dan keselamatan motor listrik hasil konversi ini, bahkan sudah teruji ketahanan dengan menempuh 1.000 km, kecepatan 20 hingga 100 km/jam, dan juga dalam tiga kondisi cuaca dan kontur jalan yang berbeda.
"Jadi, sekarang kita harus sortir 110cc dengan tambahan Rp 7 juta, dan tambahan motor listrik yang 2.000 watt (tanpa menyebutkan merek dan jenis) harganya Rp 22 juta dan Rp 28 juta. Sudah ada jarak, antara motor konvensional Rp 7 dan Rp 8 jutaan dan berbanding Rp 15 jutaan (harga setalah dipotong subsidi)," tegasnya.
Dengan begitu, motor hasil konversi dengan spesifikasi yang setara dengan motor listrik baru bertenaga 2.000 watt memiliki harga yang lebih murah.
Biaya Konversi Terus Ditekan Agar Lebih Murah
Sementara itu, pihak ESDM juga tengah berupaya untuk terus menurunkan biaya atau ongkos konvesi motor listrik. Seperti dijelaskan Senda Hurmuzan Kanam, Kepala Balai Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan dan EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menekan biaya atau ongkos konversi motor listrik agar bisa lebih terjangkau.
"Kami pernah melakukan survei pada 2020, ketika kami meluncurkan program ini. Disebutkan, masyarakat itu tertarik kalau harganya di bawah Rp 5 juta," tegas Senda, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Advertisement