Rizal Ramli soal PT 20%: Jokowi Tak Perlu Takut, Pasti Masuk Top Two

Menurut Rizal, Jokowi tidak perlu takut jika ambang batas dinolkan bakal memunculkan banyak calon. Rizal mengatakan bakal banyak juga calon yang berguguran karena kalah.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2018, 20:50 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2018, 20:50 WIB
Diskusi Rizal Ramli
Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli saat diskusi serial untuk edukasi pemilih dengan tema "Debat-Tak Debat: Utang Besar Buat Siapa? di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (3/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mendukung ambang batas pencalonan presiden 20 persen (presidential threshold), dihilangkan. Sebab, dengan adanya ambang batas tersebut melanggengkan politik dagang sapi atau jual beli jabatan.

"Yang terjadi karena ada treshold 20 persen buntutnya mekanisme ini untuk melanggengkan dagang sapi dengan partai-partai kalo dukung Jokowi dapat apa. Melanggengkan money politic dan merusak amanah demokrasi dan tidak sesuai dengan UUD 45. Siapapun warga negara bisa jadi presiden, tidak ada batasan 20 atau 30 persen," kata Rizal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (9/7/2018).

Menurut Rizal, Jokowi tidak perlu takut jika ambang batas dinolkan bakal memunculkan banyak calon. Rizal mengatakan bakal banyak juga calon yang berguguran karena kalah. Jokowi pun tidak perlu takut karena dia yakin bakal menjadi capres yang masuk dua besar.

"Ada kekhawatiran kalau (presidential threshold) nol calonnya banyak. Tidak ada masalah karena nanti (calonnya) pada gelontoran. Tidak usah pusing sehingga tidak perlu dagang sapi. Pak Jokowi juga tidak usah takut, pak Jokowi pasti masuk top two," kata dia.

Dia menambahkan, kalau memang nanti ujungnya Jokowi bakal kalah, menurutnya memang sudah keinginan rakyat. "Kalau nanti tahap berikutnya kalah, berarti rakyat ingin perubahan," imbuhnya.

Rizal menyebutkan penetapan ambang batas berdasarkan perolehan kursi di Pemilu 2014 sama saja membohongi rakyat. Karena ketika itu rakyat tidak tahu suaranya bakal dipakai untuk pemilihan lima tahun berikutnya.

"Apalagi penetapan 20 berdasarkan pemilu 5 tahun lalu kita tidak dikasih tahu bahwa suara kita akan menentukan pilpres 2019 kita dibohongi," kata dia.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya