Liputan6.com, Jakarta - Pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla kalah di beberapa provinsi seperti Banten, Jawa Barat, NTB dan Sumatera Barat. Di provinsi-provinsi ini, pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang justru unggul.
Pada Pilpres 2019, Golkar yang dulu mengusung Prabowo-Hatta berkomitmen memenangkan Jokowi-Ma'ruf di lumbung suara Prabowo pada 2014. Demikian dikatakan Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo saat menghadiri rilis survei Indikator di Jalan Cikini V, Menteng, Jakarta Pusat.
Dia mengatakan, kekalahan Jokowi pada 2014 di daerah-daerah tersebut karena saat itu partainya tak mengusung Jokowi.
Advertisement
"Jokowi kalah di beberapa daerah di 2014 karena Golkar belum dukung Jokowi. Banten, Sumbar dan daerah lainnya akan jadi ladang suara bagi Jokowi pada Pilpres 2019," kata Bamsoet, Rabu (26/9/2018).
Untuk menghadapi Pilpres 2019 yang digelar serentak dengan Pemilu Legislatif, Bamsoet mengatakan parpol harus bekerja ekstra keras. Energi yang dikeluarkan harus lebih besar. Karena parpol tak hanya dituntut menang dalam Pileg tapi juga harus memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Pemilu serentak berbeda dengan pemilu terdahulu. Sehingga ini akan menguras energi parpol untuk menangkan caleg dan capres cawapres," ujar Ketua DPR itu.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Optimistis Menangkan Jokowi
Menanggapi hasil survei Indikator, Bamsoet juga optimistis Jokowi-Ma'ruf akan memenangkan pertarungan politik tahun depan. Indikator merilis Jokowi-Ma'ruf unggul 57,7 persen dan Prabowo-Sandi 32,3 persen
"Berdasarkan hasil survei LSI dan Indikator tetap Jokowi di atas 50 persen atau itu artinya menang," ujar Bamsoet.
Ia juga optimistis elektabilitas Jokowi-Ma'ruf akan terus meningkat dalam tujuh bulan ke depan. Pihaknya selaku salah satu parpol pengusung akan bekerja habis-habisan untuk meningkatkan elektabilitas dan memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Nomor urut satu isyarat sangat kuat untuk satu kali (periode) lagi," pungkas Bamsoet.
Reporter: Hari Ariyanti
Â
Advertisement