Petani Majalengka Keluhkan Harga Pupuk Mahal dan Dibatasi

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 23 Mei 2023, 12:05 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023 11:35 WIB
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Sejumlah petani di Majalengka mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk karena dibatasi dengan harus menunjukkan Kartu Tani selain harganya yang mahal, seperti harga pupuk phonska yang mencapai harga Rp 300 ribu/kwintal dari harga Rp 110 ribu/kwintal.
Foto 1 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Petani memberikan campuran pupuk urea dan pupuk panyaweuyan pada tanaman daun bawang di kawasan Cibuluh, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 2 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Sejumlah petani mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk karena dibatasi dengan harus menunjukkan Kartu Tani selain harganya yang mahal, seperti harga pupuk phonska yang mencapai harga Rp 300 ribu/kwintal dari harga Rp 110 ribu/kwintal. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 3 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Petani Majalengka mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan pupuk subsidi. Sedangkan untuk menggunakan pupuk nonsubsidi terlalu berat bagi petani karena harganya yang sangat mahal. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 4 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Petani berharap pupuk subsidi bisa tersedia saat petani membutuhkan karena jika menggunakan pupuk nonsubsidi, hasil yang diperoleh bisa tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 5 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Harapan kedua, penyediaan pupuk subsidi oleh pemerintah tidak menghitung tahun anggaran karena antara tahun anggaran dengan waktu pemupukan tidak akan sejalan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 6 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Sejauh ini, ketersediaan pupuk menjadi keresahan yang paling banyak dikeluhkan petani dari setiap daerah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 7 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Banyak petani yang menyampaikan susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 8 dari 8
Petani Keluhkan Harga Pupuk
Kesulitan mendapatkan pupuk dan harganya yang mahal bisa memicu gagalnya target ketahanan pangan di Kabupaten Majalengka untuk tahun depan. (merdeka.com/Arie Basuki)