Pengamat Politik: Kaum Milenial Jadi Sasaran Empuk di Pemilu 2019

Para politisi dipikirannya memenangkan Pemilu 2019 lalu menganalogikan dirinya sebagai milenial dan berusaha semaksimal mungkin menjadi milenial.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 22 Okt 2018, 15:23 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 15:23 WIB
Siti Zuhro
Peneliti LIPI Siti Zuhro, Jumat (17/3/2017). (Muhammad Radityo Priyasmoro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, pemilih milenial menjadi magnet bagi para politisi. Khususnya, bagi para calon anggota legislatif (caleg) untuk menggaet suara dari kalangan tersebut.

"Kalangan milenial dianggap 'seksi' karena jumlahnya sekitar 60 juta suara," ujar Siti, seperti dilansir Antara, Senin (22/10/2018).

Hal itu menurut dia membuat para politisi memposisikan dirinya sebagai anak muda atau milenial demi menggaet suara yang jumlahnya sangat signifikan tersebut.

Karena itu, Siti menilai para politisi tersebut dipikirannya memenangkan kontestasi lalu menganalogikan dirinya sebagai milenial dan berusaha semaksimal mungkin menjadi milenial.

"Hal itu tidak masalah asalkan dalam koridor yang benar dan tidak melampaui batas," ucapnya.

Siti mengingatkan, kaum milenial memiliki preferensi sendiri dalam menentukan pilihan politiknya dan tidak bisa disamakan dengan kriteria kalangan di luar mereka.

Dia mencontohkan dirinya yang sudah berusia 60 tahun cenderung memilih kandidat yang kalem dan tidak akan memilih yang cengengesan.

"Orang yang sudah mapan cenderung memilih kandidat yang mampu atau tidak eksekusi sebuah kebijakan dan memberikan ketudahan," jelas Siti.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya