Survei: Generasi Milenial Penentu Arah Demokrasi, Tapi Cuek dengan Politik

Founder and CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan, generasi milenial berada sekitar 40-45 persen dari total pemilih di Pilpres 2019. Dia menegaskan, Pilpres ini akan ditentukan oleh mereka.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 20 Okt 2018, 10:37 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2018, 10:37 WIB
PDIP Luncurkan Atribut Milenial
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto foto bersama dengan para kader saat peluncuran Atribut Milenial di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (20/9). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Founder and CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan, generasi milenial berada sekitar 40-45 persen dari total pemilih di Pilpres 2019. Dia menegaskan, Pilpres ini akan ditentukan oleh mereka.

"Kalau kita bicara milenial, ini sangat menarik. Karena kalau bicara tren ke depan, itu sangat ditentukan oleh mereka," ucap Ali dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10/2018).

Dia menegaskan, meski begitu, berdasarkan kajian pihaknya, generasi milenial ini ternyata cuek dengan politik.

"Celakanya dalam konteks politik, generasi ini rada cuek dengan politik. Survei kita terbaru, sudah selesai tapi belum dirilis. Hanya 22 persen anak-anak milenial ini mengikuti pemberitan politik. Sisanya mengikuti seputar olahraga, musik, film, kemudian lifestyle, sosial media, dan IT. Ini tantangan terbesar kita menyangkut partisipasi mereka dalam Pemilu ke depan," ungkap Ali.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh, mengingatkan, masih banyak aktor politik yang tak memberikan ruang untuk mereka.

"Aktor politik banyak melakukan faktor ke-dia-an bukan ke mereka-an," jelas Asrorun.

Dia juga mengingatkan bahaya jika tema-tema politik dewasa ini dihiasi hoax. Pasalnya, selain menjadi kesalahan informasi, maka bisa terjadi apolitis atau apatis dengan kegiatan politik.

"Tema-tema politik jika banyak hoax, itu jadi apolitis atau misinformasi. Ini membahayakan, karena nasib bangsa berada di tangan mereka," dia memungkasi.

Saksikan Video Pilihan Berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya