Liputan6.com, Jakarta RumahCom – Ketidakseimbangan antara pendapatan dengan harga hunian di pasaran disinyalir sebagai kendala milenial dalam membeli rumah. Meski begitu, kalangan milenial mengaku tetap optimistis bisa memiliki hunian sendiri asalkan didukung oleh upaya Pemerintah dan pelaku pasar.
Saat ini, beberapa pengembang pun mulai berperan aktif membantu generasi muda untuk bisa mewujudkan hunian idaman. Strategi yang paling sering dilakukan yaitu uang muka (down payment) yang bisa dicicil langsung ke pengembang.
Cara ini tentu dinilai sangat meringankan, sebab konsumen tak lagi terbentur pada masalah pembayaran DP secara tunai. Artinya, DP tetap harus dibayar, hanya saja dialihkan dalam bentuk cicilan selama 12 bulan.
Advertisement
Simak juga: Hunian Vertikal, Solusi Agar Milenial Punya Rumah
“Selain lebih ringan, mencicil uang muka juga sekaligus membantu milenial dalam mengunci harga propertinya. Mengingat harga properti baik rumah maupun apartemen terkadang mudah naik dalam kurun waktu tiga bulan saja.
Sehingga dengan mencicil DP, mereka tidak perlu khawatir akan kesulitan mengejar kenaikan harga hunian,” ujar Faizal Abdullah, Executive Director Cluny Residence.
Kemudahan ini juga yang dilakukan PT. Alam Makmur Property selaku pengembang Cluny Residence. Di mana pengembang mematok besaran uang muka 10% dari harga unitnya, dan bisa diangsur hingga satu tahun.
Simak juga: Ayu Gani, Smart Millennial yang Korbankan Gaya Hidup Demi Apartemen
Lebih Terkendali dengan Balloon Payment
Strategi lain dari pengembang yang dianggap memudahkan masyarakat muda membeli rumah adalah skema balloon payment. Di mana konsumen bisa memiliki hunian dengan cara bayar langsung ke pengembang dalam jangka waktu yang sudah disepakati.
Nominalnya sendiri bisa tetap atau berubah-ubah tergantung kebijakan developer. Keuntungan sistem pembayaran tersebut bagi konsumen, adalah jumlah angsuran yang lebih rendah lantaran tidak disertai dengan suku bunga bank tiap bulannya.
“Skema pembayaran populer lainnya yang kami sebagai pengembang lihat adalah balloon payment. Kalau di Cluny Residence, sistem ini mengharuskan konsumen membayar 5% dari total harga unit sebagai uang muka.
Sedangkan 60%-nya dapat dibayar melalui proses pelunasan selama 3 atau 4 tahun. Dan sisa harga jual sebesar 35% bisa dibayar secara cash keras atau dicicil melalui Kredit Pemilikan Apartemen (KPA),” ia menjelaskan.
(Jangan coba-coba beli rumah di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com)
Selain memilih cara bayar yang lebih praktis, Faizal juga menuturkan tentang kecenderungan konsumen milenial saat ini dalam mencari hunian khususnya apartemen.
Menurutnya, unit apartemen dengan luas minimalis semakin digandrungi baik itu dari kalangan profesional yang masih berstatus single, pasangan yang baru menikah, maupun keluarga kecil. Meskipun faktanya mereka masih mampu membeli unit dengan luas yang lebih besar.
“Merujuk aturan Loan to Value (LTV) dari Bank Indonesia, perbankan bisa membiayai pengajuan KPA hingga 90% dari harga jual apartemen dengan luas di bawah 70m2. Sehingga kondisi ini dimanfaatkan konsumen muda untuk lebih memilih tipe one bedroom seluas 55m2, atau tipe two bedroom berukuran 62m2,” tutup Faizal.
Takut tidak sanggup membayar cicilan apartemen per bulannya? Sebelumnya simulasikan dulu cicilannya lewat Kalkulator KPR Rumah.com.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Advertisement