Liputan6.com, Jakarta - Gading Serpong, kawasan terpadu ini dianggap sebagai pusat ekonomi baru (new economic hub) untuk Kabupaten Tangerang. Keberadaan kawasan ini tidak hanya penting bagi Tangerang Raya, tetapi juga Jabodetabek.
Predikat new economic hub tak lepas dari pembangunan infrastruktur. Terletak sekitar 30km dari pusat bisnis Jakarta, Gading Serpong relatif dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Serta terhubung juga dengan Tol Jakarta-Merak dan Tol JORR.
Baca Juga
Kedua akses ini memungkinkan warga Gading Serpong lebih mudah menjangkau kawasan bisnis di Jakarta dan sekitarnya. Simak lebih lengkap tentang perkembangan infrastruktur di Gading Serpong di Area Insider Rumah.com.
Advertisement
Tol yang sama juga memudahkan mobilitas warga Tangerang menuju kawasan lain di Banten, seperti kawasan industri di Cilegon dan Serang. Ini pula yang membuat pasar properti Gading Serpong mulai dilirik orang untuk bertempat tinggal di sana.
Terkait penyerapan huniannya, M Nawawi, Associate Director Paramount Land mengatakan, “Dalam sepekan, ada tiga sampai empat unit rumah dua lantai yang terjual. Harganya di kisaran Rp1,5 miliar – Rp5 miliar. Kondisi ini kami alami dalam penjualan unit di klaster Menteng Village dan Latigo Village.”
Berdasarkan catatan Rumah.com Property Index, tren harga properti di Tangerang berada pada poin 103,6 di kuartal keempat (Q4) 2017. Naik 1,7% dari Q3 2017 (quarter-on-quarter). Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, kenaikannya mencapai 1,5%.
Pasar properti Gading Serpong secara khusus menjadi salah satu yang menentukan kondisi pasar properti Tangerang secara keseluruhan.
Sementara itu dari sisi suplai, terjadi peningkatan sebesar 8,2% dalam setahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengembang masih tetap optimistis dengan prospek pembangunan perumahan di kawasan Tangerang, termasuk Gading Serpong.
“Kami cukup percaya diri, masyarakat masih antusias terhadap landed house di Gading Serpong. Buktinya, penjualan bergerak lebih aktif dari awal tahun ini dan puncaknya berada pada Maret hingga April. Dari konsumen yang datang ke kami, 65%-nya membeli rumah dengan cara KPR, sementara sisanya kombinasi antara tunai keras dan cicilan bertahap,” imbuh Nawawi.
Simak juga: Tips Beli Rumah Tanpa Riba
Sebagai pemain yang menjadi salah satu pelopor terbentuknya kawasan hunian di Gading Serpong, Paramount Land melihat adanya pergeseran perilaku konsumen saat memutuskan untuk membeli rumah.
Bila dulunya menyelenggarakan event besar yang tujuannya demi menggaet pasar secara emosional bisa membukukan penjualan, lain hal dengan hari ini.
“Makin kesini berubah, property seeker sekarang lebih cerdas dan teliti. Semuanya butuh experience dan itu yang harus dijual. Dari hasil pengamatan, salah satu strategi jitu untuk mendorong penjualan rupanya adalah kehadiran rumah contoh,” ungkapnya.
Adanya rumah contoh diyakini cukup memengaruhi tingkat kepercayaan konsumen baik terhadap produk perumahannya maupun pengembang. “Alhasil ini yang kami lakukan dalam pemasaran beberapa klaster dan terbukti berhasil. Kami prediksi, perilaku seperti ini akan terus bertahan di 3-5 tahun mendatang,” katanya.
Ingin segera punya rumah untuk keluarga tercinta? Simak ragam perumahan dan apartemen baru di berbagai kota di Indonesia dengan harga Rp300 juta – Rp1 miliar di sini.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah